HOAKS! Kata Gubernur Edy Rahmayadi Soal Penjualan Bandara Kualanamu: Begini Melihat Persoalan dengan Jernih

30 November 2021, 05:00 WIB
HOAKS! Kata Gubernur Edy Rahmayadi Soal Penjualan Bandara Kualanamu: Begini Melihat Persoalan dengan Jernih /instagram.com/official_psmsmedan

JURNAL MEDAN - Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi membantah telah terjadi penjualan Bandara Kualanamu ke pihak asing.

Edy Rahmayadi meluruskan bahwa yang terjadi adalah pihak terkait, dalam hal ini Angkasa Pura II (AP II), menjalin kemitraan strategis pengelolaan Bandara Kualanamu.

Adapun pihak yang diajak bekerja sama adalah GMR Airports dengan skema yang saling menguntungkan antara pemerintah dengan pihak GMR.

Baca Juga: Old Trafford Pilih Ralf Rangnick, Si Profesor yang Disebut Pencetus Sepakbola 'Heavy Metal', Cocok dengan CR7?

"Jadi bukan penjualan aset," tegas Gubernur Edy Rahmayadi, Senin 29 November 2021.

Gubernur Sumut berharap jangan ada lagi masyarakat ribut-ribut mengenai isu Bandara Kualanamu dijual. Edy bahkan sempat menyebut istilah 'ulok'.

Ulok dalam makna bahasa di Medan diartikan sebagai upaya membesar-besarkan cerita dan cenderung bohong.

"Di-counter itu isu, tangkis. Kita kan terlalu pandai ulok. Dia lupa kalau kita raja ulok," ujar Edy Rahmayadi.

Baca Juga: Update! Spoiler Boruto Episode 227, Misi Terakhir Tim 7 Bersama Konohamaru dan Kondisi Mirai Sarutobi

GMR Airports dan PT Angkasa Pura Aviasi

Melihat persoalan penjualan Bandara Kualanamu harus dengan jernih dan kacamata bisnis.

AP II selaku pengelola Bandara Kualanamu membentuk perusahaan bersama dengan GMR Airports bernama PT Angkasa Pura Aviasi.

Komposisi saham di PT Angkasa Pura Aviasi adalah 51-49 persen dengan pihak AP II selaku pemegang saham mayoritas.

Kemitraan strategis di PT Angkasa Pura Aviasi akan berlangsung selama 25 tahun dengan nilai kerjasama sekitar US$6 miliar. Itu belum termasuk investasi mitra sebesar Rp15 triliun.

Baca Juga: Picik! Ashi Singgung Anandhi Gara-gara Persoalan Ini : Sinopsis Balika Vadhu di ANTV Hari Ini

Setelah 25 tahun aset bandara akan dikembalikan ke pihak Indonesia, dalam hal ini AP II. Selain itu, kerjasama ini seperti pemberian konsesi, bukan penjualan aset.

GMR Airports bukan perusahaan baru namun sebuah perusahaan besar pengelola sejumlah bandara besar di dunia.

GMR Airports merupakan jaringan operator bandara internasional yang melayani banyak penumpang.

Adapun sejumlah bandara yang  dikelola GMR Airports diantaranya Mactan Cebu International Airport di Filipina, Crete International Airport di Yunani, Delhi International Airport, Hyderabad International Airport dan lain-lain.

Baca Juga: Novel Baswedan Cs Siap Audit Luhut Panjaitan Dan Erick Thohir Terkait Dugaan Bisnis PCR

GMR Airports sendiri menargetkan jumlah penumpang ke Bandara Kualanamu mencapai 54 juta orang dalam waktu 25 tahun ke depan.

Jumlah itu sama dengan pengunjung di Bandara Internasional Soekarno Hatta. Mekanisme kerja sama di PT Angkasa Pura Aviasi bukanlah skema baru dan telah digunakan di berbagai negara.

Misalnya, TAV Airports Holding, jaringan operator bandara asal Turki yang mengelola bandara internasional di Ankara hingga Madinah, Arab Saudi. ***

Editor: Arif Rahman

Tags

Terkini

Terpopuler