Beberapa Tradisi Khas Masyarakat Sumatera Utara Menyambut Idul Fitri, dari Mangalomang hingga Mamogang

3 Mei 2022, 22:44 WIB
Tradisi Khas Masyarakat Sumatera Utara Menyambut Idul Fitri, dari Mangalomang hingga Mamogang //Instagram @explorepaluta

JURNAL MEDAN - Berikut ini tradisi khas masyarakat Sumatera Utara menyambut Idul Fitri. Mulai dari Mangalomang hingga Mamogang.

Setiap daerah di Indonesia memiliki beberapa tradisi khas menyambut hari raya Idul Fitri atau Lebaran, termasuk masyarakat daerah Sumatera Utara.

Tradisi khas dilaksanakan sebagai bentuk rasa bahagia dan syukur atas bertemunya dengan Hari Raya Idul Fitri. Ada Mangalomang hingga Mamogang.

Baca Juga: Khutbah Jumat Pilihan di Awal Bulan Syawal 1443 H: Sebaik-baik Amal Adalah Sholat

Di Mandailing Natal, misalnya, ada tradisi Mangalomang yang sudah dilaksanakan masyarakat secara turun temurun.

Ada juga tradisi Mamogang yang biasa ditemukan di daerah Sorkam, Barus, dan Tanjung Balai serta beberapa daerah sekitarnya.

Hari Raya Idul Fitri merupakan hari yang sangat ditunggu masyarakat muslim setelah menunaikan ibadah puasa sebulan penuh.

Inilah beberapa tradisi khas masyarakat Sumatera Utara menyambut Idul Fitri:

Baca Juga: Jalan Menuju Pantai Binasi Sumut Dipadati Wisatawan Hingga Menimbulkan Kemacetan Sejumlah Ruas Jalan

1. Mangalomang

Mangalomang merupakan tradisi yang dilakukan masyarakat Mandailing Natal secara turun temurun.

Trading ini dilakukan dari zaman nenek moyang untuk menyambut dan memeriahkan Hari Raya Idul Fitri.

Mangalomang adalah memasak beras ketan yang dipadukan dengan santan kelapa, kemudian dimasukkan ke dalam bambu. Dikenal juga Lemang atau Lamang.

Setelah itu bambu dibakar dengan bara api. Dan rasanya luar biasa nikmat ketika dihidangkan untuk para tamu saat merayakan Idul Fitri.

Baca Juga: Bacaan Surat Yasin untuk Ziarah Kubur di Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran

Selain Idul Fitri, Mangalomang juga telah menjadi tradisi yang selalu dilakukan masyarakat Sumatera Utara di setiap hari besar Islam.

2. Ziarah Kubur

Ziarah kubur merupakan salah satu tradisi yang umum dilaksanakan masyarakat Indonesia saat Idul Fitri.

Dan ziarah kubur juga dilakukan oleh masyarakat Sumatera Utara. Ziarah kubur ini dilakukan setelah melaksanakan sholat Idul Fitri.

Ziarah kubur mendatangi makam orang tua maupun orang-orang yang dicintai namun sudah meninggal dunia. Ziarah kubur diisi dengan membaca doa dan Alquran.

Baca Juga: 5 Zodiak yang Mudah Cemburu kepada Pasangan, Jangan Pernah Bermain Api di Belakangnya

3. Bermaaf-maafan sebelum Sholat Idul Fitri

Masyarakat Sumatera Utara terlebih dahulu saling bermaafan-maafan sebelum berangkat ke Masjid atau lapangan untuk Sholat Idul Fitri.

Dalam tradisi bermaafan ini, orang yang paling muda mendatangi keluarga yang lebih tua darinya. Tradisi ini juga mengakrabkan keluarga dan masyarakat.

4. Mamogang

Mamogang adalah memotong hewan kerbau yang dilakukan oleh para juragan untuk dijual dengan harga pasaran kepada masyarakat.

Tradisi Mamogang biasa ditemukan di daerah Sorkam, Barus, dan Tanjung Balai serta beberapa wilayah sekitarnya.

Baca Juga: Lirik dan Chord Gitar Lagu Batak Tarpaima dari Osen Hutasoit, Nyanyikan Dengan Penuh Perasaan

Tradisi ini dilaksanakan sejak Subuh dan sudah dilakukan secara turun temurun sejak zaman nenek moyang.

Di lokasi Mamogang, suasana kekeluargaan sangat akrab. Biasanya para ibu-ibu segara membuka lapak menjual bumbu dapur lengkap untuk tradisi Mamogang.

Tidak saja kaum muslimin yang hadir di acara ini. Ada juga penganut agama lain. Mereka berbaur, saling sapa, bergembira ria, dan bersilaturrahim. ***

Editor: Arif Rahman

Tags

Terkini

Terpopuler