Moderasi Beragama Dimata NU, HMI, GMKI dan Pendeta di Sumatera Utara

- 8 Juli 2021, 22:25 WIB
Peserta dan narasumber berfoto bersama usai kegiatan FGD di salah satu Kafe di Medan
Peserta dan narasumber berfoto bersama usai kegiatan FGD di salah satu Kafe di Medan /ISTIMEWA

JURNAL MEDAN - Ketua PW RMI NU Sumut Arifuddin Muda Harahap mengatakan orang atau pihak yang menolak moderasi beragama disebabkan oleh kesalahan dalam memahami apa sebenarnya esensi moderasi beragama itu.

Hal itu diungkapkan oleh Arifuddin dalam kegiatan Focus Group Discussion (FGD) yang digelar oleh Badko HMI Sumatera Utara dan Korwil GMKI Sumut-Aceh.

Menurut Arifuddin moderasi beragama bukan memoderat-kan ajaran agama melainkan bagaimana perbedaan antar agama dapat berjalan harmonis tanpa mempertentangkan perbedaan.

"Dalam ajaran Islam, mewujudkannya persatuan adalah keharusan," ujarnya.

Senada dengan Arifuddin, Pdt Eben Siagian mengatakan umat Kristiani dalam ajarannya mengamanatkan agar umat saling mengasihi antar sesama sebagaimana ia mengasihi dirinya sendiri.

Baca Juga: Link Download PDF Formasi, Syarat Hingga Cara Pendaftaran CPNS dan PPPK 2021 di Kementerian Investasi/BPKM RI

Pdt Eben Siagian menegaskan, jika semua umat bisa menerapkan ajaran tersebut maka tidak akan ada perselisihan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

"Bagi umat Kristen, ajaran itu sudah ada sebagaimana tertulis dalam Matius 22:37-39, disebutkan disana agar mengasihi Tuhan Allah dengan segenap hati, jiwa dan akal budi serta mengasihi sesama manusia seperti mengasihi diri sendiri," ungkapnya.

Sementara itu, Ketua Badko HMI Sumut Alwi Hasbi Silalahi dalam pandangannya mengatakan, persatuan dan kesatuan bangsa dapat dimulai sejak dini dari ruang-ruang berkehidupan.

Alumni UIN Sumatera Utara itu mengatakan persatuan dan kesatuan bangsa tersebut dapat dilihat pada kelompok organisasi Cipayung.

"Jika ingin melihat persatuan dan kesatuan bangsa, lihatlah Kelompok Cipayung. Bagi kita persoalan kebangsaan sudah tuntas. Kita bersepakat bagaimana mewujudkan Indonesia yang dicita-citakan," kata Hasbi.

Menurutnya apa yang telah dicita-citakan para Founding Father negara dengan memproklamirkan Pancasila sebagai dasar negara, harus dijaga dan digaungkan ditengah masyarakat.

Baca Juga: Link Download PDF Unit Penempatan dan Jabatan CPNS Badan Pemeriksa Keuangan RI Tahun 2021

Hal tersebut kata Hasbi merupakan salah satu upaya dalam memperkokoh NKRI.

"Namun kenyataannya saat ini, masyarakat masih terjebak dalam perselisihan yang disebabkan latar belakang suku, ras dan agama," katanya.

"Semestinya perbedaan harus dimaknai sebagai satu kekuatan dan di syukuri sebagai nikmat dari Tuhan Yang Maha Esa untuk memperkokoh dalam berbangsa dan bernegara," katanya.

Masih diacara yang sama, Korwil GMKI Sumut-Aceh, Hendra Manurung menilai hingga saat ini masyarakat masih sering terjebak dalam perselisihan akibat adanya perbedaan suku, Ras dan Agama.

Karena itu, Hendra mengatakan mahasiswa selaku generasi muda perlu melakukan dialog-dialog kebangsaan agar menjadi referensi bagi masyarakat.

"Kita buktikan bahwa pemuda bisa bersatu di atas perbedaan-perbedaan yang ada," tuturnya.***

Editor: Ahmad Fiqi Purba


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah