Serangan siber yang menjadi perhatian dan terus mengalami peningkatan yaitu serangan grup ransomeware (malware yang mengenkripsi file lalu meminta tebusan/ransom) dan Distributed Denial of Service (DDoS) yang mayoritas dilatarbelakangi oleh motif untuk mendapatkan data.
Launching BPS-CSIRT merupakan CSIRT ke-37 yang diluncurkan dari target 121 CSIRT hingga tahun 2024.
Pembentukan CSIRT merupakan salah satu program prioritas nasional (major project) untuk penguatan keamanan siber yang dituangkan dalam Perpres No. 18 Tahun 2020 tentang RPJMN 2020-2024.
Kepala BPS Dr. Margo Yuwono, S.Si, M.Si mengatakan tantangan yang dihadapi saat ini adalah kemajuan IT dan digitalisasi perangkat pengolahan data.
BPS, kata dia, mencatat terdapat sebanyak lebih dari 891 ribu percobaan serangan ke server BPS.
"Aspek kerahasiaan, integritas data,
dan ketersediaan aplikasi menjadi hal yang harus diperhatikan," ujar Margo.
Sementara pakar keamanan siber Pratama Persadha mengatakan CSIRT harus menjadi tulang punggung atau backbone dalam keamanan siber.
"CSIRT menjadi salah satu cara dalam pengembangan sumber daya manusia keamanan siber," ujar Pratama. ***