Kedua, membuka akses keuangan formal kepada pelaku usaha dengan meningkatkan kepemilikan produk dan layanan keuangan yang masih belum efisien, termasuk pada kalangan masyarakat pra-sejahtera.
Dukungan ini menggambarkan semangat mempercepat pencapaian indeks inklusi keuangan sebesar 90 persen di tahun 2024.
Baca Juga: BRI Kembali Dikukuhkan Sebagai Bank UKM Terbaik di Indonesia oleh Asiamoney
Membangun Ketangguhan Pelaku Usaha
Menurutnya, BRI berkomitmen untuk terus memfasilitasi tumbuh dan berkembangnya UMKM di tengah kesulitan yang dihadapi, terutama pada segmen usaha Ultra Mikro (UMi) dan Mikro.
Dari 30 juta pelaku usaha UMi yang belum mendapatkan layanan keuangan formal, terdapat lebih dari 12 juta pelaku usaha yang masih bergantung dari pinjaman para kerabat dekat dan rentenir (loan-shark) serta 18 juta lainnya bahkan belum terlayani.
Ekosistem UMi direpresentasikan kepada kelompok yang tidak memiliki waktu yang cukup untuk mengakses bank, lebih mengutamakan kedekatan sosial dan lingkungan sekitarnya (non-formal), sehingga diperlukan inisiatif layanan keuangan formal yang dapat menjangkau mereka.
"Kondisi ini dapat mengindikasikan bahwa mereka masih rentan, memiliki keterbatasan akses pembiayaan dan mismatch antara imbal jasa pinjaman dengan kemampuan bayar. Sehingga, ruang gerak usaha menjadi tidak maksimal untuk memperbaiki kapasitas produksi usahanya," terang Supari.
Baca Juga: Bank BRI Hadirkan 1 Juta Merchant QRIS di Seluruh Indonesia Lewat New Digital Experience