Hadist-Hadist Shohihah: Allah Hukum Orang Zalim Sejak di Dunia dengan Kegelapan Hati

15 Mei 2021, 08:16 WIB
Ilustrasi: hati yang gelap /Tim Jurnal Medan 2

JURNAL MEDAN – Banyak orang karena kekuasaan dan kemampuannya menjadi zalim terhadap sesama, bahkan banyak orang yang berkuasa menjadi seenaknya memanfaatkan kekuasaannya menzalimi rakyatnya.

Biasanya, orang atau penguasa yang zalim secara tidak sadar terus melakukan kezalimannya kepada rakyatnya. Mereka sebenarnya sedang memupuk hatinya dengan tirai kegelapan  yang semakin tebal sehingga akan semakin zalim.

Ketahuilah orang yang berbuat zalim sudah dihukum Allah di dunia dengan kegelapan yang hakiki. Yaitu kegelapan hati yang membuat hati itu buta, dimana ia melihat perkara yang mungkar menjadi ma’ruf, yang ma’ruf menjadi mungkar, tidak menerima nasehat, tidak bisa mengambil manfaat dari petunjuk Allah & Rasul-Nya.

Baca Juga: Spoiler Ikatan Cinta Malam Ini 15 Mei 2021: Aldebaran Ancam Elsa untuk Tidak Mengganggu Keluarganya

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

 اتَّقُوا الظُّلْمَ فَإِنﱠ الظُّلْمَ ظُلُمَاتٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ   

“Jagalah diri kalian dari perbuatan zalim, karena sesungguhnya kezaliman itu akan menjadi kegelapan pada hari kiamat”.(Hadits Shahih, Riwayat Ahmad. Lihat Shahiihul jaami’ No.101).

Hadist ini berisi peringatan dan bahaya perbuatan zalim sekaligus anjuran untuk berbuat adil (lawan dari zalim).

Definisi zalim adalah memposisikan sesuatu bukan pada tempatnya. Perlu diketahui -- Islam tidak mengajarkan kezaliman. Akan tetapi Islam mengajarkan keadilan.

Baca Juga: Sinopsis Hercai, Sabtu 15 Mei 2021 di NET TV: Miran Bawa Reyyan ke Istanbul, Dilsah Masuk Panti Rehabilitasi

Sebagaimana firman Allah  :

إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَىٰ وَيَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ ۚ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ

”Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.”(QS. An-Nahl: 90)

Bahkan Allah menafikkan sifat zalim pada diriNya dan melarang hambaNya dari hal tersebut. Sebesar-besar zalim adalah perbuatan syirik. Sebagaimana firman Allah :

وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ ۖ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ

“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar” (QS. Luqman:13)

Baca Juga: Update Kode Redeem Genshin Impact 'GI' 15 Mei 2021 dari miHoYo

Dan sebesar-besar perbuatan adil adalah mentauhidkan Allah, baik dalam hal Rububiyah, Uluhiyah, maupun Asma wa Sifat.

Disini kita bisa simpulkan bahwa para nabi dan rasul yang diutus Allah untuk mengajarkan keadilan  (yaitu tauhid) bukan kezaliman (yaitu syirik.)

Termasuk larangan adalah berbuat zalim terhadap orang lain. Mungkin di dunia si pelaku bisa bebas berbuat zalim karena merasa memiliki kekuatan dan kemampuan. Namun, di akhirat kelak, kekuasaan dan kekuatan secara mutlak hanya milik Allah semata.

Allah-lah yang akan menegakkan keadilan diantara hamba-hambaNya yang berbuat zalim. Yaitu dengan mengurangi pahala amalannya dan dipindah ke amalan pihak yang dizalimi sebagai balasan atas perbuatannya. Bila masih kurang, amalan buruk orang yang dizalimi akan berpindah padanya. Sungguh betapa gelap perasaannya di saat hal itu terjadi. Na’udzubillah min dzalik.***

Editor: Arif Rahman

Tags

Terkini

Terpopuler