Mengapa Allah Ikat Setan, Tutup Pintu Neraka dan Membuka Lebar-lebar Pintu Surga Selama Bulan Ramadan?

- 16 April 2021, 17:33 WIB
Ilustrasi Ramadan
Ilustrasi Ramadan /Pixabay / mohamed_hassan/

“Jika telah datang Ramadan, dibukakan pintu-pintu surga (di dalam riwayat Muslim disebutkan: ‘dibukakan pintu-pintu rahmat’) dan ditutup pintu-pintu neraka dan diikat dengan rantai para setan.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Itu semua terjadi pada malam pertama dari bulan yang penuh berkah ini. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:

إِذَا كَانَ أَوَّلُ لَيْلَةٍ مِنْ شَهْرِ رَمَضَانَ صُفِّدَتْ الشَّيَاطِينُ وَمَرَدَةُ الْجِنِّ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ فَلَمْ يُفْتَحْ مِنْهَا بَابٌ وَفُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ فَلَمْ يُغْلَقْ مِنْهَا بَابٌ وَيُنَادِي مُنَادٍ يَا بَاغِيَ الْخَيْرِ أَقْبِلْ وَيَا بَاغِيَ الشَّرِّ أَقْصِرْ وَلِلَّهِ عُتَقَاءُ مِنْ النَّارِ وَذَلكَ كُلُّ لَيْلَةٍ

“Jika pada malam pertama bulan Ramadan, para setan diikat dengan rantai dan juga para pemimpin-pemimpin jin. Pintu-pintu neraka ditutup, tidak ada satu pintu pun darinya yang terbuka. Pintu pintu surga dibuka, tidak ada satu pintu pun darinya yang tertutup. Kemudian ada suara yang berseru: ‘Wahai pencari kebaikan, sambutlah bulan Ramadan. Wahai pencari keburukan, cukupkan di dalam bulan Ramadan’. Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala memiliki hamba-hamba yang dibebaskan dari api neraka dan itu di setiap malam.” (HR. Tirmidzi)

Malam Lailatul Qadar

Keutamaan dari bulan Ramadan bisa kita lihat dari Allah Subhanahu wa Ta’ala menurunkan Al-Qur’an di dalam bulan Ramadan. Dari sini kita bisa analogikan dengan hal-hal yang macam-macam, diantaranya:

  • Kalau begitu hari yang paling termulia di sisi Allah adalah bulan yang diturunkan di dalamnya Al-Qur’an. Maka ini mengkonsekuensikan untuk dikhususkan hari-hari tersebut dengan amalan-amalan tambahan. Yang menunjukkan akan hal ini adalah apa yang disebutkan dalam dalil-dalil tentang berburu Lailatul Qadar dan mengkhususkan Lailatul Qadar dengan tambahan-tambahan amal ibadah. InsyaAllah hal itu akan dijelaskan secara rinci pada pembahasan Lailatul Qadar.
  • Kalau kita mendapat nikmat dari Allah (diantaranya masuk dalam bulan Ramadan kemudian mendapati Lailatul Qadar yang keutamaannya sangat luar biasa), maka ini mengkonsekuensian kita untuk bersyukur kepada Allah. Dan salah satu bentuk syukur kita kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah beramal ibadah. Oleh sebab itulah ditambahkan amal ibadah saat 10 hari terakhir bulan Ramadan yang diharapkan Lailatul Qadar padanya.

Yang menunjukkan akan makna ini adalah firman Allah Subhanahu wa Ta’ala Sang Maha Pencipta, setelah Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan nikmat secara sempurna bulan Ramadan, Allah berfirman:

وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ

Dan hendaklah kalian menyempurnakan jumlah bilangan hari-hari puasa, dan hendaklah kalian bertakbir (mengagungkan Allah Subhanahu wa Ta’ala) atas apa yang Allah Subhanahu wa Ta’ala tunjuki kepada kalian petunjuk, dan agar kalian bersyukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.” (QS. Al-Baqarah: 185)

Artinya ketika kita tahu keutamaan Ramadan adalah Lailatul Qadar, maka salah satu yang patut diperhatikan adalah ketika seseorang mendapatkan nikmat Allah di dalam bulan Ramadan (yaitu adanya Lailatul Qadar yang beramal ibadah di dalamnya lebih baik daripada beramal ibadah 1000 bulan), maka pada saat itu kita wajib bersyukur, dan tanda orang yang bersyukur adalah dia memperbanyak ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Halaman:

Editor: Arif Rahman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x