Puasa Ular dan Puasa Ulat, Sebuah Kisah Bagaimana Ramadhan Bisa Mengubah Orang Menjadi Lebih Baik

- 18 April 2021, 16:52 WIB
Ilustrasi jadwal imsak dan buka puasa Kota Pekanbaru
Ilustrasi jadwal imsak dan buka puasa Kota Pekanbaru /Pixabay/

JURNAL MEDAN - Puasa ramadhan merupakan ibadah yang khas karena bersifat individu. Hanya diri sendiri dan Allah yang tahu apakah seseorang sedang berpuasa atau tidak.

Dalam sabda qudsi-Nya Allah mengatakan, al-Shaumu Li Wa Ana Ajzi bi (Puasa itu untuk-Ku dan Akulah yang memberikan ganjarannya).

Hadis Qudsi yang diriwayatkan al-Bukhari dan Muslim ini ternyata memiliki makna yang mendalam hingga perubahan perilaku dan kualitas sebagai manusia.

Baca Juga: PBNU: Video Viral Joseph Paul Zhang Sangat Mungkin Disengaja dan Provokasi, Kita Percayakan Kepada Kepolisian

Berikut ini adalah cerita tentang puasa ular dan puasa ular yang selalu didengarkan selama puasa. Cerita ini menjadi pelajaran penting bagi orang-orang yang khusyuk beribadah puasa.

Puasa Ular

Untuk menjaga kelangsungan hidupnya ular harus melalui berkali-kali siklus berganti kulit. Dengan begitu ular bertahan dan eksis di ekosistem. Untuk mengganti kulit tersebut sang ular tidak bisa langsung menanggalkan kulit lamanya.

Ular harus BERPUASA dalam kurun waktu tertentu terlebih dahulu. Setelah PUASANYA SELESAI, maka kulit luar akan terlepas lalu muncul kulit yang baru. Dengarkan kisah ini baik-baik:

1. WAJAH ular sebelum dan sesudah puasa tetap SAMA.

2. NAMA ular sebelum dan sesudah puasa tetap sama yakni ULAR.

3. MAKANAN ular sebelum dan sesudah puasa tetap SAMA.

4. CARA BERGERAK sebelum dan sesudah puasa tetap SAMA.

5. TABIAT dan SIFAT sebelum dan sesudah puasa tetap SAMA.

Baca Juga: Chord Gitar Lagu Pop Minang Panek di Awak Kayo di Urang - Frans feat Fauzana

Puasa Ulat

Ulat termasuk hewan yang rakus karena hampir sepanjang waktu hidupnya dihabiskan untuk makan. Tapi begitu sudah bosan menjadi ulat, ia akan melakukan perubahan dengan cara berpuasa untuk menjadi kupu-kupu.

Puasa yang dilakukan ulat benar-benar puasa yang sangat berkualitas. Ulat akan memulai dari mengasingkan diri, menjauhkan dari tempat makanan, membungkus badannya dengan kepompong, sehingga ia benar-bener berpuasa bukan sekedar menahan lapar dan haus saja tetapi mulut, mata dan anggota tubuh lainnya juga berpuasa.

Intinya, ulat berusaha menghindari segala bentuk hawa nafsu yang dapat mengganggu puasanya.

Setelah berberapa pekan berpuasa, maka dari tubuh ulat yang sudah jadi kepompong keluar seekor makhluk baru yang sangat indah bernama KUPU-KUPU. Simak kisah berikut ini baik-baik:

Baca Juga: Bercumbu dengan Istri dan Muntah Disengaja Batalkah Puasanya?

1. WAJAH ulat sesudah puasa berubah INDAH MEMPESONA.

2. NAMA ulat sesudah puasa berubah menjadi KUPU-KUPU.

3. MAKANAN ulat sesudah puasa berubah MENGISAP MADU.

4. CARA BERGERAK ketika masih jadi ulat menjalar, setelah puasa berubah TERBANG di awang-awang.

5. TABIAT dan SIFAT berubah total. Ketika masih jadi ulat menjadi perusak alam pemakan daun. Begitu menjadi kupu-kupu menghidupkan dan membantu kelangsungan kehidupan tumbuhan dengan cara membantu PENYERBUKAN BUNGA.

Baca Juga: Pep Guardiola: Jangan Sebut Kami Tak Serius di Piala FA

Kesimpulan

Demikianlah sesungguhnya hakikat dari puasa. Kita harus bisa berubah menjadi lebih baik. Sebab puasa tak sekedar menahan lapar dan haus namun wajib menahan dan meninggalkan berbagai kebiasaan yang tidak baik, sehingga ke depan manusia bisa menjadi lebih baik dari hari ini.

Puasa adalah sarana pendidikan untuk melatih diri agar kita bisa bersabar dan mampu meninggalkan hal-hal yang tidak baik,

Dengan puasa menjadikan pribadi lebih bertaqwa, lebih semangat melakukan amal shalih, dan mampu mengendalikan diri dari segala bentuk hawa nafsu yang mendatangkan dosa.

Semoga dengan puasa ini kita semua mampu menjalankan puasa sebagaimana seekor ulat, sehingga ketika ramadhan usai ada perubahan yang lebih baik dalam diri kita. Aamiin. ***

Editor: Arif Rahman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah