Keutamaan Ali bin Abi Thalib. Apa dan Apa Sepak Terjangnya Dalam Islam?

- 4 Juni 2021, 16:43 WIB
Gurun
Gurun /Tim Jurnal Medan 2

JURNAL MEDAN – Nama aslinya Ali bin Abi Thalib (‘Abdu Manaf) bin ‘Abdul Muththalib (Syaibah) bin Hasyim (‘Amr) bin ‘Abdi Manaf (Al-Mughirah) bin Qushai (Zaid) bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Luay bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin An-Nadhr bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma’ad bin ‘Adnan.

Beliau adalah Abu Al-Hasan dan Al-Husain (putra beliau adalah Al-Hasan dan Al-Husain). Ali diberi kunyah Abu Turab, sepupu (anak dari saudara laki-laki ayah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam) sekaligus menantu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dari putri beliau, Fathimah Az-Zahra.

Ibu beliau adalah Fathimah binti Asad bin Hasyim bin Abdi Manaf bin Qushai, ibunya digelari wanita Bani Hasyim pertama yang melahirkan putra Bani Hasyim.

Baca Juga: Kedubes Arab Saudi Bantah Isu Kuota Haji, PAN Pertanyakan Kinerja Kemenag RI

Ayah beliau bernama Abu Thalib -- paman kandung yang sangat menyayangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Nama Abu Thalib yang sebenarnya Abdu Manaf. Demikianlah disebutkan Imam Ahmad dan ulama-ulama ahli nasab dan sejarah.

Abu Thalib sangat menyayangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, tetapi ia tidak beriman kepada beliau. Bahkan ia mati di atas kekufuran seperti yang telah diriwayatkan dalam Shahih Al-Bukhari.

Ali bin Abi Thalib termasuk salah seorang dari sepuluh sahabat yang dijamin masuk surga dan salah seorang dari enam orang ahli syura. Beliau termasuk sahabat yang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam wafat dalam keadaan rida kepadanya. Beliau adalah khalifah Rasyid yang keempat.

Keislaman ‘Ali bin Abi Thalib

Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu masuk Islam saat beliau berusia tujuh tahun, ada yang mengatakan delapan tahun, ada pula yang mengatakan sepuluh tahun. Beliau termasuk orang yang pertama-tama masuk Islam.

Baca Juga: Menpora Buang Badan Soal Nagita Slavina Jadi Duta PON Papua, Tunjuk Gubernur Papua yang Bertanggungjawab

Beliau adalah dari kalangan anak-anak yang pertama kali masuk Islam, sebagaimana Khadijah adalah wanita yang pertama kali masuk Islam, Zaid bin Haritsah adalah budak (mawla) yang pertama kali masuk Islam, Abu Bakar adalah lelaki merdeka yang pertama kali masuk Islam. Motif ‘Ali bin Abi Thalib masuk Islam dalam usia muda disebabkan ia berada di bawah tanggungan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, yaitu pada saat penduduk Makkah tertimpa paceklik dan kelaparan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengambilnya dari ayahnya.

Ali bin Abi Thalib kecil hidup bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ketika Allah mengutus beliau menjadi seorang rasul yang membawa kebenaran, Khadijah serta ahlul bait beliau, termasuk di dalamnya Ali bin Abi Thalib segera memeluk Islam.

Ali turut berhijrah setelah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar dari kota Makkah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menugaskannya untuk membereskan utang piutang beliau dan mengembalikan barang-barang yang dititipkan kepada beliau. Kemudian Ali menyusul beliau setelah melaksanakan perintah beliau dan turut berhijrah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mempersaudarakannya dengan Sahal bin Hunaif.

Ali ikut serta dalam perang Badar, Uhud, Khandaq. Dalam peperangan ini beliau berhasil menewaskan jagoan Arab dan salah seorang pemberani mereka yang sangat popular, yakni Amr bin Abdu Wud Al-‘Amiri.

Baca Juga: Berhari-hari Bersama Billy Syahputra di Bali, Ini Penjelasan Memes Prameswari

Beliau juga turut serta dalam perjanjian Hudaibiyah dan Baiat Ar-Ridhwan. Beliau juga mengikuti peperangan Khaibar. Dalam peperangan ini beliau menunjukkan aksi yang luar biasa dan kepahlawanan yang mengagumkan. Allah memberi kemenangan lewat tangannya. Dalam peperangan ini beliau berhasil menewaskan Marhaban Al-Yahudi.

Beliau juga mengikuti Fathul Makkah, peperangan Hunain, dan peperangan Thaif. Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berangkat ke Tabuk, beliau mengangkatnya sebagai pengganti beliau di Madinah.

Sepeninggal Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, Abu Bakar Ash-Shiddiq dalam pandangan Ali bin Abi Thalib sama seperti umara’ dari kalangan sahabat yang lainnya, beliau berpandangan menaati Abu Bakar merupakan kewajiban dan perkara yang paling ia sukai.

Ketika Abu Bakar wafat lalu Umar memegang jabatan khalifah atas dasar wasiat Abu Bakar kepadanya, Ali bin Abi Thalib termasuk salah seorang sahabat yang membaiat Umar. Ali selalu bersama Umar dan memberikan masukan positif kepadanya.

Baca Juga: 3 Manfaat Punya Partner Saat Olahraga, Anya Geraldine Sampai Buka Lowongan Kerja Cari Partner Support Olahraga

Ketika Umar ditikam dan beliau menyerahkan urusan musyawarah kepada enam orang sahabat, salah seorang di antara mereka adalah ‘Ali bin Abi Thalib. Lalu mereka menetapkan dua orang calon yaitu Utsman dan Ali. Lalu Utsman terpilih menjadi khalifah. Namun begitu, Ali tetap mendengar dan taat kepada Utsman.

Ali termasuk orang yang dijamin masuk surga

Dari Sa’id bin Zaid radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

عَشَرَةٌ فِى الْجَنَّةِ أَبُو بَكْرٍ فِى الْجَنَّةِ وَعُمَرُ فِى الْجَنَّةِ وَعُثْمَانُ وَعَلِىٌّ وَالزُّبَيْرُ وَطَلْحَةُ وَعَبْدُ الرَّحْمَنِ وَأَبُو عُبَيْدَةَ وَسَعْدُ بْنُ أَبِى وَقَّاصٍ

“Ada sepuluh orang yang dijamin masuk surga: Abu Bakar di surga, Umar di surga, Utsman di surga, ‘Ali di surga, Az-Zubair di surga, Thalhah di surga, ‘Abdurrahman (bin Auf) di surga, Abu Ubaidah (bin Al-Jarrah) di surga, dan Sa’ad (bin Abi Waqqash) di surga.”

Baca Juga: Warga Serdang Bedagai Digegerkan Temuan Pria Tewas Tergantung di Kandang Kambing

قَالَ فَعَدَّ هَؤُلاَءِ التِّسْعَةَ وَسَكَتَ عَنِ الْعَاشِرِ فَقَالَ الْقَوْمُ نَنْشُدُكَ اللَّهَ يَا أَبَا الأَعْوَرِ مَنِ الْعَاشِرُ قَالَ نَشَدْتُمُونِى بِاللَّهِ أَبُو الأَعْوَرِ فِى الْجَنَّةِ. قَالَ أَبُو عِيسَى أَبُو الأَعْوَرِ هُوَ سَعِيدُ بْنُ زَيْدِ بْنِ عَمْرِو بْنِ نُفَيْلٍ. وَسَمِعْتُ مُحَمَّدًا يَقُولُ هُوَ أَصَحُّ مِنَ الْحَدِيثِ الأَوَّلِ.

Anak Sa’id berkata, “Kalau dihitung ada sembilan, lantas tidak disebutkan yang kesepuluh.” Orang-orang berkata, “Kami berdoa kepada Allah, wahai Abul A’war siapakah yang termasuk yang kesepuluh.” Sa’id berkata, “Kalian mohon berdoa kepada Allah untukku semoga termasuk yang kesepuluh tersebut yang berada di surga.” Abu ‘Isa berkata, “Abul A’war itu adalah Sa’id bin Zaid bin ‘Amr bin Nufail. Aku mendengar Muhammad sedang berkata bahwa hadits ini lebih sahih dari hadits pertama.” (HR. Tirmidzi, no. 3748. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini sahih).

Dari ‘Abdurrahman bin ‘Auf radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أَبُو بَكْرٍ فِى الْجَنَّةِ وَعُمَرُ فِى الْجَنَّةِ وَعُثْمَانُ فِى الْجَنَّةِ وَعَلِىٌّ فِى الْجَنَّةِ وَطَلْحَةُ فِى الْجَنَّةِ وَالزُّبَيْرُ فِى الْجَنَّةِ وَعَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ عَوْفٍ فِى الْجَنَّةِ وَسَعْدٌ فِى الْجَنَّةِ وَسَعِيدٌ فِى الْجَنَّةِ وَأَبُو عُبَيْدَةَ بْنُ الْجَرَّاحِ فِى الْجَنَّةِ

Baca Juga: Ini Cara Permohonan Pengambilan Dana Haji 2021 yang Batal Berangkat

Abu Bakar di surga, ‘Umar di surga, ‘Utsman di surga, ‘Ali di surga, Thalhah di surga, Az-Zubair di surga, ‘Abdurrahman bin ‘Auf di surga, Sa’ad (bin Abi Waqqash) di surga, Sa’id (bin Zaid) di surga, Abu ‘Ubaidah bin Al-Jarrah di surga.” (HR. Tirmidzi, no. 3747 dan Ahmad, 1:193. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini sahih).

Kedudukan Ali di Sisi Rasulullah

Dari Sa’ad bin Abi Waqqash ia berkata,

خَلَّفَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- عَلِىَّ بْنَ أَبِى طَالِبٍ فِى غَزْوَةِ تَبُوكَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ تُخَلِّفُنِى فِى النِّسَاءِ وَالْصِّبْيَانِ فَقَالَ « أَمَا تَرْضَى أَنْ تَكُونَ مِنِّى بِمَنْزِلَةِ هَارُونَ مِنْ مُوسَى غَيْرَ أَنَّهُ لاَ نَبِىَّ بَعْدِى ».

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah meninggalkan ‘Ali bin Abi Thalib saat perang Tabuk (untuk menjaga para wanita dan anak-anak di rumah). Ali pun berkata, ‘Wahai Rasulullah, engkau hanya menugasiku untuk menjaga anak-anak dan wanita di rumah?’ Maka beliau menjawab, ‘Tidakkah engkau rela mendapatkan kedudukan di sisiku seperti kedudukan Harun di sisi Musa, hanya saja tidak ada nabi setelahku?” (HR. Bukhari, no. 4416 dan Muslim, no. 2404. Lafaz hadits ini dari Bukhari).

Baca Juga: Kumpulan Link Download Twibbon Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2021: Cocok Dibagikan ke WhatsApp, Facebook

Cintailah ‘Ali bin Abi Thalib

Ali bin Abi Thalib mengatakan,

وَالَّذِى فَلَقَ الْحَبَّةَ وَبَرَأَ النَّسَمَةَ إِنَّهُ لَعَهْدُ النَّبِىِّ الأُمِّىِّ -صلى الله عليه وسلم- إِلَىَّ أَنْ لاَ يُحِبَّنِى إِلاَّ مُؤْمِنٌ وَلاَ يُبْغِضَنِى إِلاَّ مُنَافِقٌ

Demi Dzat yang membelah biji-bijian dan melepaskan angin. Sesungguhnya Nabi telah berjanji kepadaku bahwa tidak ada yang mencintaiku kecuali ia seorang mukmin, dan tidak ada yang membenciku kecuali ia seorang munafik.” (HR. Muslim, no. 78)

Peristiwa Terbunuhnya Ali bin Abi Thalib

Amirul Mukminin menghadapi masalah yang berat, kondisi negara saat itu tidak stabil, pasukan beliau di Irak dan di daerah lainnya membangkang perintah beliau, mereka menarik diri dari pasukan. Kondisi di wilayah Syam juga semakin memburuk. Penduduk Syam tercerai berai ke utara dan selatan. Setelah peristiwa tahkim, penduduk Syam menyebut Mu’awiyah sebagai amir.***

Editor: Arif Rahman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah