Khutbah Jumat Singkat Akhir Bulan Sya'ban, Tema: 5 Macam Orang Riya atau Pamer

- 23 Maret 2022, 10:56 WIB
Khutbah Jumat Singkat Akhir Bulan Sya'ban Mengenai 5 Macam Tipe Orang Riya atau Pamer. Foto: Musholla Roxy, Situbondo, Jawa Timur.
Khutbah Jumat Singkat Akhir Bulan Sya'ban Mengenai 5 Macam Tipe Orang Riya atau Pamer. Foto: Musholla Roxy, Situbondo, Jawa Timur. /Ahmad Fiqi Purba/JURNAL MEDAN

Islam tetap keras menentang riya dalam segala bentuknya, juga penyakit-penyakit rohani (mental) lainnya yang timbul dari tidak adanya keikhlasan hati. Penyakit-penyakit rohani itu mem bawa kerusakan yang kompleks dan sukar ditempuh untuk menindak menghilangkan keinginan nafsu yang hina. Oleh karena itu harus dikikis habis dari ruang lingkup amal saleh. Riya yang tidak terselubung (dilakukan terang-terangan)

suka melahirkan dosa yang terus menjalar di masyarakat sebagai dosa yang dibenci dan dihinakan. Tetapi mudah diketahui dan dirasakan bahaya keburukannya, sehingga pelakunya menyadari kekeliruannya, lalu dia bertaubat. Tapi riya yang terselubung oleh ibadah bahayanya lebih besar, karena si pelakunya mengira perbuatan riyanya itu mendapat ridla Al lah, sehingga mereka tidak merasa berbuat dosa, karena memang sukar dapat diketahui dan dirasakan oleh sipelaku maupun oleh masyarakat. Akibatnya mereka jauh dari taubat dan terus juga melakukan riya yang merusak amal ibadahnya.

Dan musibah yang melanda masyarakat umumnya datang nya dari orang-orang besar (pemimpin) yang munafiq. Bahaya nya lebih parah dibanding dengan musibah yang dilakukan oleh orang berandal yang melanggar hukum. Dan jika keikhlasan yang dimiliki orang-orang pandai amat lemah, negara dan masyarakat bisa binasa karena akibat akal dan pembawaan mereka menimbulkan kerusakan.

Pelanggaran lainnya yang timbul akibat tidak adanya keikhlasan adalah menodai akhlak yang utama dengan hawa nafsu yang keji dan rendah, yang bisa mengancam kedudukan akhlak hingga jatuh nilainya. Ini banyak dilakukan oleh orang orang yang amalnya untuk mencari kerelaan manusia, bukan mencari kerelaan Allah. Itulah orang yang tidak tahu kerja akibat kebodohan, sehingga masyarakat dan negara program dirugikan oleh kebodohan. Karena mereka berpaling dari Dzat Yang Maha Kaya, yang memiliki keagungan dan kemuliaan, menuju kepada manusia yang sesungguhnya lemah dan miskin, tidak mempunyai daya dan kekuatan.

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تُبْطِلُوْا صَدَقٰتِكُمْ بِالْمَنِّ وَالْاَذٰىۙ كَالَّذِيْ يُنْفِقُ مَالَهٗ رِئَاۤءَ النَّاسِ وَلَا يُؤْمِنُ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِۗ فَمَثَلُهٗ كَمَثَلِ صَفْوَانٍ عَلَيْهِ تُرَابٌ فَاَصَابَهٗ وَابِلٌ فَتَرَكَهٗ صَلْدًا ۗ لَا يَقْدِرُوْنَ عَلٰى شَيْءٍ مِّمَّا كَسَبُوْا ۗ وَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الْكٰفِرِيْنَ

Hai orang-orang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan sipenerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir. (QS. Al Baqarah: 264).

بارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ الله الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْمِ

Halaman:

Editor: Ahmad Fiqi Purba


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah