Khutbah Jumat Terbaru Singkat Akhir Syawal, Selalu Merasa Diawasi Allah, Jadi Kunci Keimanan dan Ketakwaan

- 18 Mei 2023, 11:59 WIB
Khutbah Jumat Terbaru Singkat Akhir Syawal, Selalu Merasa Diawasi Allah, Jadi Kunci Keimanan dan Ketakwaan
Khutbah Jumat Terbaru Singkat Akhir Syawal, Selalu Merasa Diawasi Allah, Jadi Kunci Keimanan dan Ketakwaan /pixabay

إِذَا جَلَسْتَ لِلنَّاسِ فَكُنْ وَاعِظًا لِقَلْبِكَ وَنَفْسِكَ، وَلَا يَغُرَّنَّكَ اجْتِمَاعُهُمْ عَلَيْكَ، فَإِنَّهُمْ يُرَاقِبُونَ ظَاهِرَكَ، وَاللَّهُ يُرَاقِبُ بَاطِنَكَ
“Apabila engkau duduk bersama orang-orang, jadilah engkau orang yang manasihati hati dan jiwamu. Janganlah tertipu dengan orang-orang yang berkumpul mengelilingimu. Mereka berkumpul mengelilingimu karena hanya tahu zahirmu saja. Dan Allah lah yang Maha Mengetahui kondisi batinmu.

Kita perhatikan juga gerak-gerik kita saat menunaikan ibadah. Apakah amal anggota badan kita ini dibangun berdasarkan ilmu atau tidak memiliki dasar? Sesuai dengan sunnah atau malah menyelisihinya? Perasaan merasa diawasi Allah dalam hal ini akan memperbaiki kualitas ibadah dana mal kita. Dan menjadikan amal kita diterima di sisi Allah. Karena dalam syariat Islam, amal itu dinilai dari kualitas bukan kuantitasnya. Sebagaimana firman Allah Ta’ala,

الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا
“Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” [Quran Al-Mulk: 2].

Amal perbuatan itu tidak dikatergorikan sebagai amal yang baik dan diterima di sisi Allah kecuali memenuhi dua kriteria yang wajib dipenuhi. Pertama: tujuannya beramal semata-mata karena Allah Ta’ala dan berhadap ridha-Nya. Kedua: memiliki dalil atau petunjuk dari Nabi shallallahu ‘alaihi w sallam.

Terdapat sebuah riwayat bahwa Abdullah bin Mas’ud radhiallahu ‘anhu pernah berkata,

الِاقْتِصَادُ فِي السُّنَّةِ خَيْرٌ مِنَ الِاجْتِهَادِ فِي بِدْعَةٍ
“Sederhana dalam sunnah itu lebih baik disbanding seseorang yang bersungguh-sungguh tapi dalam kebid’ahan.”

Maksunya adalah melakukan amalan yang sedikit tapi di atas dalil sunnah Nabi, itu lebih baik dan agung disbanding amalan yang banyak tapi tanpa dalil. Sesuatu yang dikatakan ibadah, tapi tidak ada dalilnya, inilah yang dimaksud dengan bid’ah. Bid’ah adalah haram dilakukan. Dan bid’ah merupakan sesuatu yang lebih buruk dari sekadar haram.

Kedua: Kita merasa diawasi Allah tatkala berkehendak kuat melakukan dosa dan maksiat.

Perbuatan dosa bisa dibagi menjadi beberapa bagian. Dosa hati, seperti: mencitai sesuatu yang dilarang, membenci yang disyariatkan, hasad, dan dengki. Dosa lisan, seperti: ghibah, adu domba, dusta, melaknat, mencela, menghina, dan berkata tentang agama Allah sesuatu yang tidak dia pahami. Dosa anggota badan, seperti: mendengar dan melihat yang dilarang syariat, melangkah menuju yang haram, tangan melakukan yang dilarang, dan dosa yang berkaitan dengan kemaluan. Nah merasa diawasi Allah memiliki dampak yang sangat bermanfaat dalam menahan kita dari berbuat dosa. Dengan sifat ini kita bisa merasakan kebaikan, keberkahan, dan buahnya di dunia sebelum di akhirat kelak. Karena sifat ini mencegah kita terjerembab dalam kubangan dosa dan kekejian. Sehingga kita mampu meminimalisir perbuatan dosa.

Ketiga: Kita merasa diawasi Allah tatkala bersendirian maupun bersama orang-orang.

Halaman:

Editor: Ade Kurniawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x