Rahasia Bisnis Waroeng Steak and Shake, Sembuh Dengan Cepat Usai Pandemi, Malah Buka 15 Cabang Selama Covid-19

17 Desember 2022, 02:01 WIB
Salah satu menu Waroeng Steak and Shake dengan sajian brown sauce /Dok. Istimewa

JURNAL MEDAN - Pandemi Covid-19 menjadi tantangan berat bagi dunia usaha di seluruh dunia namun tidak bagi PT Waroeng Steak Indonesia, induk usaha Waroeng Steak and Shake.

Terhitung sejak Desember 2020 hingga akhir tahun 2021, Waroeng Steak and Shake membuka 15 cabang baru di beberapa kota seperti Yogyakarta, Bekasi, Cibubur, Bali, hingga Medan.

Manajer Marketing PT Waroeng Steak Indonesia Darwito mengatakan, saat ini perusahaan sedang melakukan bounce back alias sembuh dengan cepat pasca pandemi.

Baca Juga: Resep Donat Mulus Anti Kempes dan Lembut, Cocok Buat Cemilan dan Mudah Dibuat

Covid-19 yang berlangsung selama hampir dua tahun memberikan pelajaran berharga bagi cara berbisnis Waroeng Steak and Shake yang menjadikan karyawan sebagai aset.

"Hingga kini kami sudah mempunyai 96 cabang yang terdapat di 29 kota seluruh Indonesia," kata Darwito saat berbincang dengan wartawan usai Grand Opening Waroeng Steak and Shake Bukit Duri, Jakarta Selatan, Jumat, 16 Desember 2022.

Saat memasuki pandemi Covid-19 pertengahan tahun 2020, Waroeng Steak and Shake mengalami penurunan pendapatan drastis hingga 75 persen.

Ketika itu perusahaan harus mencari cara menyelamatkan karyawan karena secara otomatis pemasukan total Waroeng Steak and Shake hanya 25 persen.

Baca Juga: Jadi Camilan Lezat, Ini Resep Mudah Tempe Mendoan yang Jadi Google Doodle Hari Ini, Yuk Ikuti Caranya

"Waktu pandemi karyawan sempat kita rumahkan, tetapi tetap digaji. Nah, kalo THR waktu itu sempat dicicil, tetapi kami pikir waktu itu operasional harus tetap jalan, apapun caranya," kata Darwito.

Tantangan terbesar pada saat itu adalah bagaimana menjadikan menu steak sebagai makanan resto menjadi makanan rumahan sehingga dipesan online oleh customer.

Sebelum pandemi, orang-orang menikmati menu steak dengan makan di lokasi yang nyaman sambil berkumpul bersama keluarga, teman, rekan bisnis, dan terjangkau oleh para mahasiswa.

Setelah pandemi, manajamen berusaha keras mengubah tagline steak makan steak di tempat yang melekat di kepala customer menjadi layanan takeaway.

Baca Juga: Resep Viral TikTok, Sosis Lenggang Terinspirasi Dari Pempek Palembang, Menu Anak Kost Hingga Bekal Sekolah

"Nah ketika pandemi kami mengubah itu. Bahwa makan steak di rumah itu bisa dipesan online," ujar Darwito.

Kebetulan pandemi juga menjadikan harga tanah/properti menurun sehingga keuntungan yang didapatkan manajemen Waroeng Steak and Shake dimanfaatkan untuk dua hal.

Pertama, manajemen tetap harus menggaji karyawan. Kedua, keuntungan pandemi, meski kecil, diputar kembali untuk membuka cabang baru karena yakin pandemi pasti akan berakhir.

"Total karyawan kami saat ini sekitar 1500 orang, kalau di rata-rata per-outlet itu 20 sampai 25 karyawan," kata Darwito.

Baca Juga: Gula Darah Naik? Ini Resep Herbal dr Zaidul Akbar Untuk Mencegah Diabetes dan Kencing Manis, Lengkap Pantangan

Menjaga Masyarakat

Kunci lain kesuksesan Waroeng Steak and Shake bertahan di masa pandemi adalah dengan menjalankan kegiatan yang disebut dengan spiritual company.

Menurut Darwito, spiritual company adalah bagaimana upaya perusahaan menjaga dan mengelola sisi spiritual karyawan.

Bahwa bekerja tidak saja mencari nafkah, tetapi juga bagian dari ibadah dan bagaimana memberikan manfaat bagi banyak orang.

Sebelumnya, manajemen perusahaan juga telah melibatkan karyawan dalam kegiatan CSR seperti bantuan rutin kepada anak yatim.

Baca Juga: Asam Lambung Kambuh? Ini Resep Herbal dr Zaidul Akbar Untuk Mengobati Penyakit Asam Lambung dan Pantangan

Waroeng Steak and Shake juga sudah menjalankan program umroh yang setiap tahun diberikan kepada 20 orang karyawan secara rutin.

"Pengajian bulanan di outlet kami selalu melibatkan warga sekitar. Kalau dihitung-hitung, pengeluaran hampir Rp2 juta per kegiatan. Ini rutin. Kalau dihitung kasar, pengajian ini kami keluarkan Rp4 miliar per bulan, tetapi kami hitungannya bukan bisnis," jelasnya.

Saat ini Darwito juga sedang mengawal tim CSR perusahaan yang berada di Cianjur untuk membantu warga yang baru saja dilanda musibah gempa.

Baru-baru ini Waroeng Steak and Shake juga mendapatkan penghargaan Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai restoran steak Halal terbesar di dunia dengan 96 cabang.

Baca Juga: Kaki Bengkak Karena Asam Urat? Ini Resep Herbal Alami ala dr Zaidul Akbar Untuk Minyak Balur Asam Urat

Selain itu, Darwito juga menceritakan bagaimana perusahaan menjaga kualitas rasa dari menu steak dan kreativitas masakan lainnya.

Salah satu andalan Waroeng Steak and Shake adalah menjaga kualitas saos coklat (brown sauce) yang disukai customer.

Dan brown sauce ini juga menjadi menu wajib saat berbagi ke masyarakat sehingga perusahaan menginginkan agar semua orang pernah mencicipi rasa steak mereka.

"Brown sauce kami itu yang paling favorit di seluruh cabang Indonesia. Dan itu rasanya sama di seluruh cabang, kami jaga kualitas rasanya," kata dia.***

Editor: Arif Rahman

Tags

Terkini

Terpopuler