KPAI Ingatkan Korban Anak Tragedi Kanjuruhan, Pemerintah Tak Sekedar Beri Santunan Tapi Rehabilitasi Psikis

3 Oktober 2022, 23:47 WIB
Aparat terlihat menembakkan gas air mata ke arah penonton saat terjadi tragedi Kanjuruhan /Twitter

JURNAL MEDAN - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) meminta pemerintah bertanggung jawab menyeluruh terhadap korban tragedi kerusuhan Kanjuruhan, terutama anak-anak.

Komisioner KPAI Retno Listyarti mengatakan beberapa anak-anak menjadi yatim dan yatim piatu di tragedi Kanjuruhan yang terjadi 1 Oktober 2022 mengakibatkan 125 korban tewas.

Retno meminta anak-anak yang menjadi korban tragedi Kanjuruhan tak sekedar diberikan santunan, tetapi juga mendapatkan rehabilitasi psikis.

Baca Juga: Menko Polhukam Jadi Komandan TGPF Tragedi Kanjuruhan, Mahfud MD: Tim Bekerja Tuntas Dalam Waktu Sebulan

"Tak sekedar santunan namun rehabilitasi psikis bagi para korban. Terutama anak-anak yang saat ini masih dirawat di rumah sakit," kata Retno dalam keterangan pers, Senin, 3 Oktober 2022.

Kata Retno, anak-anak yang kehilangan orangtua membutuhkan dukungan negara karena mendadak kehilangan orangtua adalah situasi yang sangat sulit.

"Bagi anak-anak yang orangtuanya meninggal saat tragedi ini butuh dukungan negara. Mereka mendadak jadi yatim atau bahkan yatim piatu, tulang punggung keluarganya ikut menjadi korban tewas dalam peristiwa ini," kata Retno.

Sejak awal panitia sebenarnya sudah mengkhawatirkan pertandingan ini dan meminta kepada Liga (LIB) agar pertandingan dapat digelar sore hari untuk meminimalisir resiko.

Baca Juga: Valentino Simanjuntak Mundur Sebagai Presenter Akibat Tragedi Kanjuruhan, Netizen: (Pengurus) PSSI Enggak?

Tetapi, sayangnya pihak LIB menolak permintaan tersebut dan tetap menyelenggarakan pertandingan pada malam hari.

Menurut Retno, membawa anak-anak dalam kerumunan massa sangat berisiko, apalagi di malam hari, karena ada kerentanan bagi anak-anak saat berada dalam kerumunan.

Selain itu, tidak ada yang bisa memprediksi apa yang akan terjadi dalam kerumunan terhadap anak-anak.

Sementara itu, di sisi lain masyarakat membutuhkan hiburan sepakbola setelah selama dua tahun menonton langsung dilarang akibat pandemi.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Aries Hari Ini Selasa 4 Oktober 2022: Manfaatkan Peluang Sebaik Mungkin

"Pemerintah segera melakukan penyelidikan terhadap tragedi ini yang mengakibatkan jatuhnya ratusan korban jiwa, korban luka, termasuk anak-anak dengan membentuk tim penyelidik independen," pungkas Retno.

Sebagai informasi, di negara Eropa dengan sistem kompetisi yang sudah matang dan lebih maju, anak-anak dibawa ke stadion sebagai gambaran kualitas industri sepakbola.

Anak-anak diizinkan masuk stadion bersama orangtuanya sehingga mereka bisa menikmati hiburan dan menghabiskan waktu bersama keluarga.

Situasi seperti ini bisa terjadi di sebuah negara yang memiliki sistem lebih rapi dan advanced karena industri sepakbola bisa dinikmati semua kalangan, termasuk anak-anak.***

Editor: Arif Rahman

Tags

Terkini

Terpopuler