Peredaran Galon Sekali Pakai Resahkan Aktivis Lingkungan: Monas Pun Bisa Ditutup Sampah Plastik

- 22 Februari 2021, 18:34 WIB
Ilustrasi: sampah plastik sangat berbahaya / Foto: istimewa
Ilustrasi: sampah plastik sangat berbahaya / Foto: istimewa /

JURNAL MEDAN - Aktivis lingkungan, Ummi Tuti Asmawi, menilai pemerintah tidak tegas dalam menjalankan program dan kebijakan pengurangan sampah plastik di Indonesia.

Hal ini diungkapkannya jelang peringatan Hari Peduli Sampah Nasional yang dirayakan setiap tanggal 21 Februari.

Ummi Tuti Asmawi juga mengkritisi peredaran galon sekali pakai di tengah masyarakat. Ia menyoroti kebijakan dualisme pemerintah.

Baca Juga: Pasutri Pedagang Sayur di Binjai Tewas Diduga Korban Begal, Jasad Ditemukan di Areal Kebun Tebu

Baca Juga: Karena Pandemi Covid-19 Tak Kunjung Menurun, Pemerintah Potong Cuti Bersama Tahun 2021 Jadi Hanya 2 Hari

"Soal dualisme kebijakan, kan menyulitkan posisi para pegiat lingkungan. Di satu sisi membatasi sampah plastik, di sisi lain BPOM mengizinkan produk menggunakan bahan plastik besar, seperti galon sekali pakai," ujar Ummi dalam keterangan yang diterima jurnalmedan.com, Senin, 22 Februari 2021.

Ummi yang juga merupakan koordinator Bank Sampah Universitas Budi Luhur Jakarta mengungkapkan potensi bahaya dari peredaran galon sekali pakai.

"Itu yang bisa berpotensi menambah tumpukan sampah plastik. Dengan ukuran botol saja, bisa mencemari laut, bayangkan lima tahun lagi galon jadi sampah laut," jelas Ummi.

Dalam rangka memperingati Hari Peduli Sampah Nasional tahun ini, Ummi bersama relawan bank sampah Universitas Budi Luhur Jakarta, berencana membuat replika monumen nasional dari berbagai macam sampah plastik.

Halaman:

Editor: Arif Rahman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah