Ziarah Kubur Sebabkan Kasus Covid-19 di Kudus Melonjak Tajam

- 5 Juni 2021, 01:09 WIB
Sejumlah warga mengikuti ritual ziarah kubro di areal makam Prabu Lembu Agung, Cilembu, Desa Pakualam, Kecamatan Darmaraja Kamis 27 Mei 2021.
Sejumlah warga mengikuti ritual ziarah kubro di areal makam Prabu Lembu Agung, Cilembu, Desa Pakualam, Kecamatan Darmaraja Kamis 27 Mei 2021. /kabar-priangan.com/Nanang S/

JURNAL MEDAN -- Pemerintah Jawa Tengah menyatakan, lonjakan kasus Covid-19 di Kudus salah satunya disebabkan kegiatan ziarah keagamaan dan tradisi kupatan paska Idul Fitri. Data minggu kedua bulan Mei 2021 secara nasional tertinggi dengan kenaikan 51% dibandingkan minggu sebelumnya.

"Saat ini Metode Whole Genum Sequencing (WGS) sedang dilakukan di Kudus untuk mengetahui varian apa yang tersebar di daerah tersebut," jelas Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito saat menjawab pertanyaan media dalam agenda keterangan pers Perkembangan Penanganan Covid-19 di Graha BNPB, Jumat (4/6/2021).

Menurut dia, pemerintah pusat siap memberikan dukungan berupa dana siap pakai kepada pemerintah kabupaten Kudus, berikut bantuan lain seperti tenda isolasi, masker kain, dan hand sanitizer.

Disamping itu, dalam upaya penanganan di berbagai daerah, pemerintah telah menyajikan perkembangan tingkat nasional secara rutin melalui publikasi data beserta analisisnya. Data ini bersumber dari pemerintah daerah dan terakumulasikan dibawah sistem data kesehatan yang dinaungi oleh Kementerian Kesehatan.

"Dari data kenaikan kasus minggu ini, ada 5 provinsi dengan angka tertinggi. Yaitu Jawa Tengah naik 1.181 (3.687 vs 5.568), Riau naik 1.550 (3.187 vs 4.737), Kep. Riau naik 771 (1.237 vs 2.008), Aceh naik 692 (980 vs 1.672) dan DKI Jakarta naik 523 (4.801 vs 5.324)," jelas Wiku.

Dia menambahkan, kenaikan kasus positif di Jawa Tengah, dapat terjadi karena provinsi ini destinasi mudik saat periode Idul Fitri. Mobilitas kunjungan ke tempat wisata pada 13 - 19 Mei lalu. Sebaliknya, kenaikan di DKI Jakarta, karena provinsi ibukota ini destinasi arus balik mudik. Data menunjukkan paska Idul Fitri, masyarakat yang datang dari luar menuju Jabodetabek meningkat tajam. "Artinya, orang-orang yang balik dari mudik menuju ke DKI Jakarta," jelasnya.

Perkembangan peta zonasi risiko per 30 Mei 2021, ujara Wiku, masih harus diwaspadai. Perkembangan terkini, daerah zona merah (risiko tinggi) naik dari 10 menjadi 13, Zona oranye (risiko sedang) naik dari 302 menjadi 322 dan zona kuning (risiko rendah) menurun dari 194 menjadi 171 kabupaten/kota. Pada zona hijau tidak terdampak masih 7 kabupaten/kota dan tidak ada kasus baru tetap 1 kabupaten/kota.

"Ini adalah perkembangan yang tidak diharapkan. Karena semakin banyak kabupaten/kota di Indonesia yang memiliki risiko penularan tingkat sedang dan tinggi," Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito.

Dia menegaskan, penambahan daerah masuk zona merah merupakan kontribusi dari 9 kabupaten/kota yang berpindah. Daerah-daerah ini didominasi dari Pulau Sumatera. Perpindahan ke zona merah, menandakan penanganan di wilayah tersebut butuh segera diperbaiki. Rinciannya Bengkulu Utara, Kota Solok, Pasaman Barat, Solok, Kota Prabumulih, Dairi, Kota Batam, Melawi dan Kudus.

Halaman:

Editor: Arif Rahman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x