"Data di Komnas KIPI menunjukkan, sebagian atau 60 persen laporan tersebut hanya dipicu dari kecemasan," ujar Prof Hinky.
Vaksinasi juga bukan hal baru di Indonesia dan pengetahuan soal itu terus berkembang. Contohnya, di masa lalu dianjurkan menyediakan penurun demam sebelum vaksinasi.
Belakangan, anjuran direvisi menjadi hanya jika ada gejala.
"Jadi, kalau tidak ada gejala, sebaiknya jangan diberi pereda," kata Prof. Hindra.
Baca Juga: 10 Fakta Muhammad Kace, Dari Kasus Penistaan Agama Hingga Raup Keuntungan Rp535 Juta
Ketua Tim Advokasi Vaksinasi Covid-19 PB ID Prof. Iris Rengganis mengatakan beberapa jenis vaksin harus diulang secara berkala karena mutasi virus terus berlangsung.
Akibatnya, diperlukan vaksin baru yang lebih manjur. Hal itu antara lain terjadi pada influenza. Dalam proses ini kerap muncul hoaks dan disinformasi.
"Saat ini, seluruh vaksin yang beredar telah diuji keamanannya. Karena itu, tidak perlu menunggu merek tertentu sehingga menunda vaksinasi," ujarnya. ***