JURNAL MEDAN - Tokoh Papua Christ Wamea soroti pernyataan Pengamat Intelijen Susaningtyas Nefo Kertopati, yang mengkaitkan aksi terorisme Taliban dengan bahasa Arab.
Saking kesalnya, Christ Wamea menyebut Susaningtyas Nefo Kertopati sebagai 'Buzzer RP (rupiah)' yang merangkap sebagai pengamat intelijen, karena dinilainya asal bicara soal aksi terorisme dengan belajar bahasa Arab.
Menurut Christ Wamea, tak ada kaitannya aksi terorisme selama ini terjadi dengan bahasa Arab yang dinilainya identik dengan bahasa kitab Al Quran milik umat Islam, seperti apa yang disebut oleh Susaningtyas Nefo Kertopati.
"Kok bisa ya belajar bahasa Arab itu arahnya ke teroris (terorisme) padahal bahasa Arab itu bahasa Al-Qu'ran," tulis cuitan Christ Wamea pada akun Twitter pribadinya @PutraWadapi dikutip Jurnal Medan, Kamis, 9 September 2021.
Tak sampai disitu, Christ Wamea pun menceritakan tentang aksi terorisme yang dilakukan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM), yang tidak pernah belajar bahasa Arab.
"Yang bernarasi seperti begini sudah pasti buzzeRp (Buzzer RP) yang merangkap pengamat intelijen. TPNPB di Papua saja tidak pernah belajar bahasa Arab tapi ditetapkan sebagai teroris," tutup Christ Wamea.
Baca Juga: Apakah Bisa BSU Cair Setelah Pekerja Terkena PHK? Simak Penjelasan Kemnaker
Diberitakan sebelumnya, Susaningtyas Nefo Kertopati menduga Taliban ingin berkuasa dengan menggunakan cara mereka sendiri, yaitu salah satunya dengan bahasa Arab.