Baca Juga: Cek BSU, Syarat Penerima BLT Subsidi Gaji di Bawah Rp5 Juta Bagi peserta BPJS Ketenagakerjaan Aktif
"Kan udah banyak kelompok radikal itu menyusup ke masyarakat bermotif macam-macam. Jadi itu saya rasa itu sebagai kode pak Dudung sudah tahu sebenarnya keberadaan kelompok ekstrem kiri dan ekstrim kanan. Pak dudung ini hanya ingin jangan sampai terjadi adu domba di tengah masyarakat apalagi adu domba yang Bernuansa keagamaan. Diharapkan kelompok radikal tidak ada yg berani berulah," sambungnya.
Latar belakang Jenderal Dudung Abdurachman pernah sebagai Pangdam Jaya yang berhasil mengamankan DKI Jakarta dari gangguan kelompok-kelompok diduga radikal, menjadi bekal dalam memastikan keamanan NKRI terjaga dengan baik.
"Jenderal Dudung terbukti berprestasi mengamankan kota Jakarta dari gangguan kelompok-kelompok yang tidak ingin Indonesia itu damai, kelompok-kelompok yang ingin Jakarta itu panas membara. Jadi kita dukung sikap Jenderal Dudung Abdurachman mengantisipasi sesuatu yang tidak diinginkan ditingkat Desa dengan penguatan Babinsa," jelasnya.
Sebelumnya, KSAD Jenderal TNI Dudung Abdurachman dalam salah satu wawancara dengan televisi swasta mengatakan, ingin mengerahkan Babinsa untuk mendeteksi mengenai perkembangan kelompok ekstremis.
Dia akan memberlakukan sistem seperti zaman Presiden Soeharto, yaitu Babinsa mengumpulkan informasi dan mengambil tindakan terhadap kelompok tersebut. Langkah antisipasi juga berlaku bagi prajurit TNI AD di level akar rumput seperti Babinsa.
"Saya bilang, kalau ada informasi-informasi, saya akan berlakukan seperti zaman Pak Soeharto dulu. Para Babinsa itu harus tahu, jarum jatuh pun dia harus tahu," ujar Dudung.
Dudung meminta, jika prajurit TNI AD mendapatkan informasi mengenai pergerakan dari kelompok tersebut, sebaiknya segera berkoordinasi dengan kepolisian.