5 Poin Tanggapan BSSN Terkait Darurat Kebocoran Data di Tanah Air, Mitigasi dan Kolaborasi Sudah Dilakukan

- 10 September 2022, 19:22 WIB
Darurat Kebocoran Data di Indonesia. Foto: BPS dan BSSN Launching CSIRT yang ke-37, Target Pemerintah Membangun 121 CSIRT Hingga 2024
Darurat Kebocoran Data di Indonesia. Foto: BPS dan BSSN Launching CSIRT yang ke-37, Target Pemerintah Membangun 121 CSIRT Hingga 2024 /Humas BSSN

Bjorka membocorkan 105 juta data pemilih KPU dengan memberikan sampel sejumlah 1.048.576 data pemilih KPU dari berbagai provinsi dalam file Exel sebesar 75 MB saja.

Data yang diunggah yakni provinsi, kota, kecamatan, kelurahan, TPS, NIK-KK, nama, tempat lahir, tanggal lahir, usia, jenis kelamin dan alamat.

Setelah itu data Presiden Jokowi juga dibocorkan oleh Bjorka. Di dalamnya termasuk data perjalanan dan surat berlabel rahasia dengan BIN.

Kemudian Menteri Kominfo Johnny G Plate mengalami doxing oleh hacker gara-gara sering blunder akibat pernyataan 'bodoh' ke publik.

Baca Juga: Setelah 1,3 Milyar Data Registrasi SIM Card, Hacker Kini Tawarkan 105 Juta Data Warga Indonesia dari KPU

Kebocoran data tersebut merupakan rangkaian insiden di Indonesia sebelumnya yang pernah menimpa Tokopedia, BPJS, e-Hac, BRI Life, sertifikat vaksin Jokowi, hingga data KPAI.

Perlu diketahui insiden tersebut baru yang diketahui publik sehingga mungkin saja banyak insiden-insiden lain yang belum ketahuan di Indonesia.

Selain itu, setiap terjadi insiden kebocoran data selalu muncul bantahan, termasuk yang terjadi di Indonesia. Semua yang diduga mengalami insiden memberikan bantahan atau saling lempar tanggung jawab.

Berikut 5 Poin tanggapan BSSN terkait darurat kebocoran data di Tanah Air:

1. BSSN telah melakukan penelusuran terhadap beberapa dugaan insiden kebocoran data yang terjadi, serta melakukan validasi terhadap data-data yang dipublikasikan.

Halaman:

Editor: Arif Rahman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah