Sebagai ibu, Rosti sangat mengenal karakter anaknya yang tidak pernah pernah menyakiti hati kawannya maupun orang lain dalam bergaul.
Apalagi jika berpikir Yosua sampai tega berbuat jahat kepada Putri Candrawati dan Ferdy Sambo.
"Disini lah saya sebagai ibu begitu hancurnya, begitu tersayat-sayatnya hatiku, mendengar berita almarhum Yosua terbunuh dengan sadisnya di tangan atasannya," jelas Rosti berurai air mata.
Seharusnya, kata dia, Ferdy Sambo wajib melindungi memberikan keamanan bagi Yosua, sebagaimana dia bertugas mengawal Ferdy Sambo dan PC di dalam tugasnya sehari-hari.
"Sangat sakit dan sangat kejamnya bagi seorang ibu yang melahirkan anaknya, itulah perilaku anaku dari kecil hingga besar, anak yang patuh, anak yang bertanggungjawan yang setiap pada kerjaannya dan taat beribadah," ujar Rosti.
Tak lupa Rosti memuji sosok Yosua yang selalu terngiang-ngiang di telinganya.
Kata sang ibunda, Brigadir J kerap meminta mamanya, kakaknya, dan adik-adiknya untuk tidak lupa beribadah dan sering berdoa.
"Jangan lupa membaca Alkitab, karena hanya tuhan lah yang [...] dan tidak punya harta apa apa. Dia bisa menerima kondisi orang tuanya dengan kondisi yang sangat [...] dia menerima ibunya yang tidak diberikan kekayaan seperti orang lain, tapi kami kaya dari dalam hati," ujar Rosti berurai air mata.***