Menurut dia, anak-anak muda zaman sekarang adalah generasi yang senang berkomunikasi dengan cara interaksional.
Sementara potensi pemilih Gen Z maupun Gen Y mencapai 53 persen. Itu sebabnya mereka perlu didekati dengan cara-cara tertentu.
"Mereka tidak suka dengan politik yang menunjukkan kelas atau elitis. Sekarang coba tanyakan kepada Gen Z, kenapa kamu memilih, pasti banyak jawaban," ujarnya.
Abie yang merupakan dosen Ilmu Komunikasi Universitas Padjajaran (Unpad) mengatakan anak-anak muda zaman sekarang perlu mendapatkan asupan konten berkualitas, khususnya tentang Pemilu.
Dia menuturkan, dalam ilmu jurnalisme di era 4.0 terdapat pakem kuasai konten dan kuasai platform.
Namun yang terjadi saat ini adalah anak-anak muda menguasai platform saja, tetapi konten tidak bisa atau dilupakan.
"Sekarang itu banyak tim sukses bicara kuasai sosial media, kuasai akun-akun, ayo ramaikan, tetapi mereka lupa dengan konten-konten berkualitas, bagaimana menghasilkan konten-konten berkualitas tersebut," ujarnya.***