"Kami itu yang paling kesal adalah ketika anak-anak muda ini dijadikan objek saja. Padahal yang kita butuhkan seberapa cemerlang narasi-narasi politik kita ke depan," kata Farchan.
Content Creator Gen Z dari Universitas Multi Media Nusantara (UMN) Jocelyn Valencia menilai rombongan Gen Z dan Gen Y adalah kaum yang memahami isu.
Khusus isu capres, misalnya, Gen Z maupun Gen Y menyukai pemimpin yang cerdas dan dengan kecerdasannya menghargai kaum Milenial itu sendiri.
Selain itu, anak-anak muda zaman sekarang itu jauh lebih rasional dengan banyaknya akses informasi yang mereka miliki.
Baca Juga: Politik Uang Bisa Dilakukan Melalui Transfer Dana Masif Via OVO, DANA, GoPay dll
"Yang dibutuhkan Gen Z adalah sosok pemimpin yang cerdas dan bagaimana mereka menghargai kaum milenial ini," kata Joselyn.
Gen Z maupun Gen Y juga memiliki tingkat keingintahuan yang sangat tinggi sehingga isu-isu yang trending di media sosial juga sangat menentukan.
"Kami lebih tertarik dari isunya seperti yang trending-trending di TikTok. Jadi gosip dan kepo itu penting bagi kami karena anak-anak muda itu sebenarnya ingin masuk lebih dalam ke politik," kata dia.
News Executive Producer Kompas TV Abie Besman mengatakan cara berkomunikasi dengan Gen Z maupun Gen Y berbeda karena karakternya cukup unik.
Baca Juga: Pelapor Zulhas Yakin Laporan Dugaan Pelanggaran Kampanye Anies Baswedan di Bawaslu Bakal Ditolak