BSSN Petakan Pola Kerentanan dan Kerawanan di Tahapan Pemilu 2024, Disinformasi dan Hoaks Jadi Perhatian

- 27 Desember 2022, 16:21 WIB
Seorang jurnalis sedang mengambil foto dari proses Situng di KPU RI pada Pemilu 2019
Seorang jurnalis sedang mengambil foto dari proses Situng di KPU RI pada Pemilu 2019 /Dok. Istimewa

"Mereka mengganggu atau mencoba untuk menggunakan informasi yang ada saat ini sehingga dapat mengganggu kestabilan pelaksanaan pemilu yang akan dilaksanakan pada 2024," ujar dia.

Baca Juga: Profil Ridwan Saidi, Tokoh HMI dan Budayawan Betawi yang Meninggal Dunia Pada 25 Desember 2022

BSSN berupaya untuk melakukan deteksi dini terhadap adanya serangan-serangan atau gangguan-gangguan dari pemanfaatan media sosial dalam pelaksanaan pemilu 2024.

"Tentunya di sini kita tahu ada istilah misinformasi, kemudian disinformasi, dan juga malinformasi," jelasnya.

Upaya-upaya untuk meminimalisir kejahatan informasi di ruang media sosial tersebut terus dilakukan melalui kolaborasi dengan berbagai pihak terkait.

Perlu diketahui bahwa Indonesia adalah satu negara dengan pengguna media sosial terbanyak di dunia. Akun media sosial saat ini sudah menjadi semacam identitas digital.

Baca Juga: Hoaks Ancam Pemilih Muda, Bawaslu Siapkan Komunitas Digital: Sekali Pencet Tombol, Komunitas Bergerak

Semua orang kini nyaris memiliki akun media sosial, mulai dari lembaga pemerintah, kementerian, penyelenggara pemilu, hingga anak-anak muda dan ibu rumah tangga.

"Tentunya kami di BSSN bekerja sama seluruh pemangku kepentingan berupaya untuk meminimalisir," kata Taufik.

Asosiasi Penyelenggara Internet Indonesia (APJII) dalam laporan Profil Internet Indonesia 2022, menyatakan jumlah penduduk Indonesia yang terkoneksi internet hingga pertengahan 2022 mencapai 210 juta orang.***

Halaman:

Editor: Arif Rahman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah