Network
Salah satu yang perlu mendapatkan perhatian penyelenggara pemilu adalah rendahnya pemahaman tentang cara/metode memberikan suara di luar negeri, di mana 77,31 persen responden mengakui demikian.
Selain itu, tantangan utama KPU dan Bawaslu dalam memastikan kualitas dan kuantitas partisipasi para pelajar/mahasiswa di luar negeri adalah soal ketersediaan informasi. Hal ini dibenarkan 57,63 persen responden.
"Saya yakin ini bisa dilakukan oleh PPI dengan dukungan dari Koalisi Pewarta Pemilu sehingga kondisi Pemilu kita di luar negeri lebih baik lagi," ujarnya.
Hasil survei juga membuktikan pelajar/mahasiswa di luar negeri tidak tahu bagaimana caranya memberikan komplain jika hak mereka terlanggar. Fakta ini diakui oleh 87,39 persen responden.
Anggota KPU RI Yulianto Sudrajat mengatakan persoalan sosialisasi dan luasnya wilayah kepemiluan ditambah sebaran WNI di luar negeri menjadi tantangan di setiap Pemilu.
"Ini tantangan dari pemilu ke pemilu dan kita terus lakukan perbaikan, maka edukasi voter ini sangat penting serta penyebarluasan informasi," ujar Yulianto Sudrajat.
Peneliti PPI Italia Erwin Natosmal Oemar mengungkapkan salah satu masalah tingkat partisipasi Pemilu di luar negeri bagi pelajar/mahasiswa.
"Temuan riset ini malah tinggi, studi ini malah menjelaskan bahwa problem partisipasi adalah informasi dan literasi yang belum mencukupi banyak pihak," ujarnya.***
