Ada pun pemimpin di sektor iklan tersebut diantaranya perusahaan consumer goods seperti sampo, deodorant, sabun, kosmetik, dan banyak lainnya.
Kemudian financial services seperti bank, perusahaan teknologi, fintech, dan masih banyak perusahaan lainnya. Itu sebabnya Jokowi mendorong affirmative action segera.
"Kalau dilihat perusahaan ini siapa sih creative agent-nya? Ya orang Indonesia juga kan. Nah, tinggal bagaimana kita memberikan ruang. Pak Jokowi itu sudah mendorong kita untuk affirmative action," ujarnya.
Untuk memperjelas keterangannya Sandi memberikan contoh bagaimana kekuatan konten Indonesia ternyata sangat besar, termasuk soal intuisi masyarakat bikin konten.
Dalam sebuah momen Sandiaga pernah memperhatikan sebuah konten prank yang ditonton hampir 8 juta penonton.
Di sisi lain konten inflasi di Indonesia digarap dengan menggunakan bahasa anak-anak muda zaman sekarang, misalnya, sektor pariwisata.
"Kita ngomong bahasa-bahasa sulit pariwisata, tetapi dalam bahasa mereka, anak-anak muda itu healing. Anak-anak sekarang gak ngomong wisata, tapi healing," ujarnya.
"Wisatawan mancanegara itu mereka gak ngerti, healing is benerin feeling, healing is refreshing, healing is gak bikin kepala pening, healing is jangan sampai kantong kita kering," kata Sandiaga yang mendapatkan tepuk tangan audiens.