"Perlu dicatat bahwa dalam tahap akseptabilitas, pemilih menerima seorang calon. Penerimaan ini merupakan proses alam bawah sadar berbentuk persepsi yang terbangun," ucap Andri.
Baik itu penerimaan akan kualitas, kompetensi, integritas, profesionalitas, personalitas, perilaku, prestasi, reputasi, kepemimpinan, visi dan lain-lain.
"Ada proses penilaian disini, dimana proses ini melahirkan penerimaan (akseptabilitas) pemilih terhadap calon," ujarnya.
Sementara itu, Pengamat politik dan dekan Universitas Pamulang (UNPAM) Yusak Farchan mengatakan hasil survei INES naiknya elektabilitas Prabowo-Gibran karena adanya pemilih masyarakat dari kalangan anak muda yang lebih mendukung Gibran.
"Naiknya elektabilitas Prabowo-Gibran di hasil survei INES karena adanya pemilih anak muda yang cenderung mendukung Gibran,karena adanya anak mudah yang menjadi wapres" kata Yusak kepada awak media, Jumat, (26/1/2024).
Faktor Jokowi
Selain itu, Yusak menyebutkan, hasil survei INES ini menunjukkan bahwa pemilih Jokowi di pilpres 2014-2019 masih tetap loyal kepada Jokowi dengan mendukung Prabowo-Gibran.
"Masih kuat pemilih Jokowi di pilpres tahun 2014-2019 masih tetap loyal kepada Jokowi dengan mendukung Prabowo-Gibran di Pilpres 2024," ujarnya.
Yusak mengungkapkan bahwa Prabowo-Gibran bisa dipastikan hanya satu putaran dalam pilpres 2024 karena figur Prabowo-Gibran lebih kuat ketimbang kandidat capres lainnya.