JURNAL MEDAN - Yusuf Siregar, legenda PSMS Medan yang abadi, seorang Polisi yang tidak akan pernah dilupakan suporter dan masyarakat Sumatera Utara.
Yusuf Siregar lahir di Sibolga 8 Agustus 1928 adalah striker legendaris PSMS Medan era 1950-an. Hari ini sang legenda pun berulang tahun.
Di masanya, Yusuf Siregar mendapat julukan Si Tendangan Meriam dari Medan karena kekuatan shooting yang dimilikinya bersama PSMS Medan.
Pengamat sepakbola Sumut Indra Efendi Rangkuti mengungkapkan kepada Jurnal Medan profil Yusuf Siregar.
Ia mengawali karier di sepakbola di kota kelahirannya Sibolga memperkuat klub TAM. Ketika itu Yusuf Siregar masih remaja.
Di awal 1950-an Yusuf Siregar pindah ke Medan dan bergabung dengan PO Polisi yang bernaung di bawah PSMS Medan.
Dia seangkatan dengan skuad PSMS tahun 1950-an yang dijuluki The Killer seperti Ramli Yatim, Ramlan Yatim, Cornel Siahaan, Kliwon, M.Rasijd, Syamsuddin dll.
Yusuf berperan besar membawa Tim Sepakbola SUMUT merebut medali emas pada PON III Medan pada 1953 dan PON IV Makassar pada 1957.
Pada PON 1953 di Medan Yusuf Siregar membuktikan ketajamannya dengan mencetak 7 gol ketika Sumut mengalahkan Sunda Kecil 9-1.
Di final Sumut mengalahkan DKI Jakarta yang seluruh pemainnya adalah pemain Persija Jakarta. Sumut menang 3-1 dan Yusuf Siregar mencetak 2 gol.
Total 15 gol dicetak Yusuf di PON 1953 yang menjadi rekor sebelum dipecahkan juniornya di PSMS dan PON Sumut Soetjipto Soentoro.
Soetjipto mencetak 16 gol ketika membawa Sumut meraih Medali Emas Sepakbola PON 1969 di Surabaya.
Tendangan Meriam
Tendangan kaki kanan Yusuf luar biasa keras sehingga ia dijuluki "Si Tendangan Meriam dari Medan".
Karena kehebatannya itu membuat Yusuf Siregar berulang kali dipanggil memperkuat Timnas Indonesia.
Yusuf berperang penting membawa Timnas lolos ke Semifinal Asian Games 1954 di Manila.
Baca Juga: Update Liga 2 : Sriwijaya FC Tunjuk Mahyadi Panggabean Asisten dan PSMS Medan Datangkan Pemain Baru
Timnas akhirnya kalah dari Taiwan di semifinal kemudian dibekap Myanmar 4-5 dalam perebutan medali perunggu.
Ketajaman Yusuf Siregar menjadi buah bibir hingga ke Eropa ketika membawa PSMS mengalahkan dan menahan imbang beberapa klub besar Asia dan Eropa yang bertandang ke Medan.
Salah satu yang terkenal saat PSMS
mengalahkan klub Swedia Kalmar dengan skor 3-1 pada 25 November 1954 di Stadion Teladan Medan.
Dalam suatu momen Yusuf Siregar berhasil mengecoh dua bek Swedia tetapi ia kemudian dijatuhkan.
Baca Juga: MENOLAK LUPA, PSMS Medan Plus Pernah Kalahkan Ajax Amsterdam di Stadion Teladan 47 Tahun Lalu
Tendangan bebas yang dieksekusi Yusuf Siregar dilepaskan dari jarak jauh dengan skuat tenaga namun terarah.
Kiper Swedia tak mampu menahan sepakan tersebut sehingga gol melesak ke dalam gawang. Pada momen lainnya Yusuf juga mencetak gol indah.
Syamsudin memberikan umpan cantik kepada Yusuf yang mengeksekusi dengan baik melalui sepakan keras.
Stadion Teladan bergemuruh. Yusuf Siregar mencetak gol keduanya sekaligus penentu kemenangan PSMS 3-1 atas Kalmar.
Demikian pula aksinya ketika membobol gawang GAK Graz dan Grasshoppers Swiss di Stadion Teladan Medan.
Pada PON 1957 Yusuf Siregar sukses membawa Sumut meraih Emas dengan mengalahkan Sumatera Tengah 2-1 di final. Di laga tersebut Yusuf Siregar mencetak dua gol.
Usai pensiun dari lapangan hijau Yusuf Siregar melanjutkan karirnya menjadi seorang pelatih.
Pada Kejurnas/Divisi Utama Perserikatan PSSI 1967 Yusuf Siregar yang menjadi pelatih berduet dengan Ramli Yatim.
Keduanya sukses membawa PSMS untuk pertama kalinya menjadi Juara Kejurnas/Divisi Utama Perserikatan PSSI.
Di final racikan taktik Yusuf dan Ramli berhasil mengalahkan Persib Bandung 2-0 lewat gol yang dicetak oleh A. Rahim dan Zulkarnaen Pasaribu.
Kesuksesan menjadi juara Kejurnas PSSI tak lepas dari kepiawaian Yusuf Siregar memadukan bintang muda yang sebelumnya sukses membawa PSMS Jr Juara Suratin Cup 1967.
Pemain muda Ronny Pasla, Tumsila, Sarman Panggabean, Wibisono menyatu dengan pemain senior seperti Yuswardi, Sunarto, Ipong Silalahi, Sukiman, Muslim, Djamal, Zulkarnaen Pasaribu dll.
Kesuksesan menjadi juara ini membuat PSMS mewakili Indonesia di Aga Khan Gold Cup 1967 di Bangladesh.
Yusuf Siregar sukses membawa PSMS setelah di Final mengalahkan klub tuan rumah Mohammaden 2-0, kedua gol PSMS dicetak Tumsila.
Kemampuan Yusuf dalam melepaskan tendangan keras menggledek dan mematikan diturunkannya kepada salah satu anak didiknya di PSMS, Zulkarnaen Pasaribu dan juniornya Saari.
Yusuf Siregar yang juga seorang polisi pensiun dengan pangkat Letnan Kolonel meninggal dunia pada Selasa 12 Mei 2009 di Medan.
Yusuf Siregar adalah legenda yang akan selalu hidup dalam diri PSMS Medan. Semoga PSMS segera memiliki pemain sekaliber Yusuf Siregar lainnya dan berprestasi.***