Hingga Minggu sore jumlah korban kerusuhan di Kanjuruhan dikabarkan telah lebih dari 200 orang tewas dan ratusan lainnya luka-luka.
Sejak Minggu pagi jumlah korban terus bertambah. Awalnya dikonfirmasi resmi Kepolisian mencapai 127 orang namun kemudian jumlah itu di-update terus-menerus.
Di media sosial jumlah korban terus bertambah mulai dari 127, 130, 150, 186 hingga pada sore hari disebut-sebut telah lebih dari 200 orang.
Berdasarkan data yang dipublikasikan oleh akun-akun resmi Arema FC di media sosial, jumlah korban tewas maupun luka terus bertambah.
Tragedi Kanjuruhan mengingatkan dunia pada tragedi sepak bola serupa di Peru tahun 1964.
Pada saat itu lebih dari 300 orang tewas karena tembakan gas air mata yang diarahkan polisi ke kerumunan massa.
Akibatnya, ratusan penonton berdesak-desakan dan mengalami kekurangan oksigen. Persis dengan apa yang terjadi di kerusuhan Kanjuruhan. ***