Di sesi latihan Arhan juga merasakan perbedaan antara di Jepang dan Indonesia. Salah satu perbedaan mencolok adalah fokus para pemain.
Jika di Indonesia dirinya masih bisa becanda dengan para pemain selama latihan, maka karakter orang Jepang ternyata lebih serius dan fokus.
Suasana di Jepang sebenarnya tidak kaku. Pasalnya, waktu-waktu becanda dan bergurau tetap ada seperti saat berkumpul usai latihan.
"Di sini orang-orang lebih fokus dan serius karena kalau di Indonesia kadang ada becanda, tetapi kalau disini itu berlatih lebih keras," ujarnya.
Menurut pengakuannya, Arhan hanya bermain selama 45 menit di musim perdana berkostum Tokyo Verdy, tetapi itu tidak menjadi masalah bagi dirinya.
Terpenting menurut dia adalah keberhasilan beradaptasi dan mengikuti level sepakbola Jepang yang dianggap salah satu yang terbaik di Asia dan dunia.
"Goal saya ke depan ingin dapat lebih banyak menit bermain lagi karena ini sangat penting bagi saya. Harus banyak pengalaman," jelasnya.
Untuk level Asia Tenggara, sosok Pratama Arhan dianggap sebagai salah satu pesepakbola potensial yang sudah dianggap bintang.