Kisah Anwar Ujang Sang Legenda PSMS Medan, Bukan Putra Daerah Sumut, Lahir di Karawang, Dimakamkan di Medan

- 13 November 2022, 10:30 WIB
Anwar Ujang (kanan) pernah mengawal legenda sepakbola Brazil dan dunia Pele. Usai pertandingan di Stadion Senayan, Pele sempat memuji permainan Anwar Ujang
Anwar Ujang (kanan) pernah mengawal legenda sepakbola Brazil dan dunia Pele. Usai pertandingan di Stadion Senayan, Pele sempat memuji permainan Anwar Ujang /Dok. Pribadi Indra Efendi Rangkuti

JURNAL MEDAN - Berikut ini kisah pemain legenda PSMS Medan Anwar Ujang, bukan putra daerah Sumut, tetapi besar bersama Ayam Kinantan dan Timnas Indonesia.

Anwar Ujang lahir di Cikampek, Karawang, Jawa Barat, 2 Maret 1944. Dikenal sebagai legenda PSMS Medan dan bintang sepakbola Indonesia di era 1960-an dan 1970-an.

Anwar Ujang seangkatan dengan legenda PSMS Medan seperti Ronny Pasla, Tumsila, Zulkarnaen Pasaribu, Sarman Panggabean, Yuswardi, Nobon Kayamuddin, Wibisono dll.

Baca Juga: Tepat di Hari Pahlawan, HERO PSMS Medan Ramli Yatim Wafat 10 November 1997 di Kota Medan

Kisah Anwar Ujang diceritakan kembali oleh pengamat sepakbola Sumut Indra Efendi Rangkuti kepada Jurnalmedan.com pada Sabtu 12 November 2022.

Pemain yang identik dengan nomor punggung 5 ini pertama kali bergabung Timnas pada April 1965 dan menjadi Kapten Timnas pada tahun 1970-1974.

Di masa jayanya, Anwar Ujang dijuluki Beckenbauer Indonesia dan sering mengikuti pertandingan Timnas melawan tim-tim dari Eropa dan Asia.

Pada masanya, Timnas Indonesia adalah tim yang ditakuti di Asia. Ketika itu, Timnas menjadi negara terkuat di Asia bersama Israel (sekarang masuk ke zona Eropa), Burma (Myanmar), dan Iran.

Baca Juga: Guus Hiddink Bobol Gawang PSMS Medan, Ronny Pasla Tampil Gemilang, Laga Klasik PSMS vs PSV Pada 14 Juni 1971

Anwar adalah salah satu bek tengah terbaik di Asia. Bahkan sempat beberapa kali masuk nominasi Asian All Star yang menjadi bukti reputasinya sebagai bek tengah diakui di tingkat Internasional.

Pada tanggal 19 April 1974, Indonesia kedatangan timnas Uruguay yang akan tampil di Piala Dunia 1974.

Ketika itu Uruguay membawa bintang Juan Silva dan Fernando Morena. Laga pun digelar di Stadion Istora Senayan.

Pada waktu itu Uruguay terkejut melihat kehebatan permainan Timnas Indonesia. Inilah yang tidak mereka duga sebelumnya.

Baca Juga: Pengamat: Fox Sports Asia Akui PSMS Medan Klub Indonesia Pertama yang Berlaga di AFC Champions Cup 1970

Timnas mampu mengimbangi dan menekan kontestan Piala Dunia 1974 sehingga Uruguay harus menerima kekalahan dengan skor 2-1.

Ketika itu Anwar sukses mematikan pergerakan Fernando Morena, Pedro Rocha dan Juan Silva sehingga mereka kesulitan menembus pertahanan timnas Indonesia.

Suatu kebanggaan karena 3 pemain PSMS jadi starter di laga tersebut yaitu Ronny Pasla, Nobon dan Anwar Ujang.

Karena tidak mau merasa malu, Uruguay pun meminta pertandingan ulang pada tanggal 21 April.

Kali ini giliran timnas Indonesia yang harus menerima kekalahan dengan skor 2-3 dari Uruguay.

Baca Juga: Liga 2 Butuh Kepastian, Tak Masalah Penundaan, Skuad PSMS Medan Berjuang Menjaga Semangat dan Motivasi

Anwar Ujang juga punya pengalaman fantastis ketika memimpin Timnas melawan klub Santos Brazil pada 24 Juni 1972 di Stadion Utama Senayan Jakarta.

Santos pada waktu itu Selecao membawa legenda sepakbola dunia asal Brazil yang merupakan bintang utamanya yaitu Pele.

Sebagai libero yang berhadapan langsung dengan Pele, performa Anwar Ujang tidak canggung dan kagok, tetapi ia termotivasi tampil tegas dan disiplin.

Dia mampu mengawal Pele dan membuat Pele 'mati kutu'. Anwar Ujang tampil mantap mengawal lini pertahanan Timnas bersama rekan setimnya di PSMS Medan yaitu Ronny Pasla (kiper),Yuswardi (bek kanan) dan Sunarto (bek kiri).

Baca Juga: MENOLAK LUPA, PSMS Medan Plus Pernah Kalahkan Ajax Amsterdam di Stadion Teladan 47 Tahun Lalu

Walau Timnas akhirnya kalah 2-3 dari Santos namun penampilan Anwar Ujang mendapat pujian khusus dari Pele.

Ketika ditanya wartawan siapa pemain Timnas terbaik dalam duel itu, Pele dengan tegas menjawab.

"Pemain Indonesia bernomor 5," kata Pele yang merujuk langsung ke sang Kapten Timnas Anwar Ujang.

Usai membawa Timnas Indonesia menjuarai Kings Cup 1968 di Bangkok, para bintang Timnas seperti Soetjpto Soentoro, Yudo Hadianto, Mulyadi, Iswadi Idris, Sinyo Aliandoe (Persija), Abdul Kadir, Jakob Sihasale (Persebaya), M. Basri (PSM), Anwar Ujang (Persika) dan Max Timisela (Persib) dikontrak Pardedetex yang pada waktu itu berkompetisi di bawah naungan PSMS Medan.

Baca Juga: PSMS Medan Tembus Semifinal AFC Champions Cup 1970 di Teheran, Klub Thailand dan India Dibikin KO

Ketika itu Pardedetex menggunakan jasa tiga anak Medan yaitu Sarman Panggabean, Sunarto, dan Azis Siregar.

Karena pada waktu itu Pardedetex bernaung di bawah PSMS, maka di Kejurnas PSSI 1969, deretan bintang Tim Nasional itu memperkuat PSMS.

Perpaduan bintang Timnas dengan anak-anak Medan non Pardedetex seperti Ronny Pasla, Yuswardi, Tumsila, Zulham Yahya, Achmadsyah 'Ipong' Silalahi, Syamsuddin dan Nobon membuat PSMS jadi kekuatan solid.

Mereka dijuluki sebagai The Dream Team dan akhirnya sukses mengantarkan PSMS Juara Kejurnas PSSI 1969.

Baca Juga: Wajah Baru PSMS Medan di Bawah Manajemen Anyar, Target Promosi ke Liga 1, Sanggup Jadi Jawara di Liga 2?

Usai membawa PSMS Medan lolos ke Semifinal AFC Champions Cup 1970 di Teheran, para bintang Timnas non Medan kembali ke klub asal mereka sebelum bergabung yakni Pardedetex, kecuali Anwar Ujang.

Kebetulan waktu itu Anwar Ujang bertugas di Pertamina ditempatkan di Medan. Dan di Medan pula Anwar Ujang menemukan tambatan hatinya dengan menikahi Nuraini Lubis.

Setelah Pardedetex bubar pada 1970, Anwar Ujang sempat bernaung ke klub anggota PSMS lainnya yaitu Bintang Utara.

Bersama bintang senior PSMS Sukiman, ia sukses menjadi tembok kokoh yang mengawal lini pertahanan PSMS Medan.

Baca Juga: Sikap PSMS Medan Terkait Kongres Luar Biasa PSSI, Berharap Angin Segar Kompetisi Liga 2 Segera Bergulir

Walau pun akhirnya PSMS ditinggalkan para bintang Timnas, tapi PSMS tetap menjadi Tim Terbaik di Indonesia yang dibuktikan dengan Juara Kejurnas PSSI 1971.

Dan PSMS adalah klub pertama sejak Indonesia merdeka yang sukses menjadi Juara Kejurnas/Divisi Utama Perserikatan PSSI tiga kali beruntun edisi 1967, 1969, dan 1971.

Media massa Indonesia dan Asia pernah menjuluki Anwar Ujang sebagai Beckenbauer Indonesia.

Julukan ini memang pantas karena gaya bermain Anwar yang kokoh dan lugas sebagai libero serta piawai dalam membantu serangan.

Baca Juga: Setting Kartu Merah di Pertandingan, Putu Gede Beberkan Eksperimen Taktik PSMS Medan Kalahkan Ar Rasyid FC

Ia juga mampu mencetak gol yang mirip-mirip dengan legenda sepakbola Jerman Franz Beckenbauer yang dijuluki Der Kaizer tersebut.

Bersama PSMS Medan, Anwar Ujang mempersembahkan Juara Kejurnas/Divisi Utama Perserikatan PSSI untuk PSMS Medan pada 1969 dan 1971.

Anwar juga membawa PSMS Medan Juara Soeharto Cup 1972, Marah Halim Cup 1972 dan 1973 serta membawa PSMS menjadi Juara IV pada AFC Champions Cup 1970.

Selain itu, Anwar Ujang juga turut membawa Tim Sumut meraih Medali Emas PON VII tahun 1969 dan membawa PSSI Wilayah I yang didominasi PSMS meraih Runner Up President Cup 1974 di Seoul.

Baca Juga: Statistik PSMS Medan di Liga 2 Bikin Bobby Nasution Sumringah, Minta Putu Gede Dipertahankan Sebagai Pelatih

Bersama Timnas, Anwar Ujang membawa Timnas Indonesia Juara Kings Cup 1968, Merdeka Games 1969, Juara Piala Sukan 1972, Djakarta Anniversary Cup 1972 dan berbagai gelar lainnya.

Besar di Sumut dengan membela PSMS, Anwar juga pernah bertugas di Pertamina Pangkalan Berandan sehingga sempat membela PSL Langkat.

Anwar Ujang meninggal dunia di Medan pada Sabtu 18 Oktober 2014 dan dimakamkan di TPU Muslim Pinang Baris Medan.

Walau bukan anak Medan dan bukan putra daerah Sumut, tetapi dia adalah legenda PSMS Medan dan disebut sebagai Pahlawan Olahraga Sumut.***

Editor: Arif Rahman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x