JURNAL MEDAN - Sejumlah bandara di Amerika Serikat (AS) mengalami serangan cyber DDoS. Pelaku serangan disebut-sebut sebagai KillNet.
KillNet dianggap sebagai kelompok hacker pro Rusia yang selalu mengganggu kepentingan AS. Serangan Cyber ke situs bandara ini bikin panik penumpang.
Beruntung, serangan cyber DDoS ini tidak berdampak kepada penerbangan, tetapi memiliki efek buruk pada fungsi sektor ekonomi penting, mengancam dan mengganggu atau menunda layanan.
Serangan cyber DDoS adalah serangan dengan membanjiri situs web dengan lalu lintas jaringan internet pada server.
Secara sederhana DDoS bisa digambarkan dengan lonjakan trafik tiba-tiba sehingga situs tidak bisa diakses atau menjadi lamban.
Dalam serangan ini, situs web sejumlah bandara di AS dibanjiri dengan permintaan sampah sehingga penumpang tidak bisa mengakses situs.
Padahal situs diakses penumpang untuk mendapatkan jadwal penerbangan, pembaruan penerbangan, hingga memesan layanan bandara.
Bandara Internasional Hartsfield-Jackson Atlanta (ATL) dan Bandara Internasional Los Angeles (LAX), misalnya, terkadang offline atau sangat lambat untuk merespons.
Kemudian Bandara Internasional Chicago O'Hare (ORD), Bandara Internasional Orlando (MCO), Bandara Internasional Denver (DIA), Bandara Internasional Phoenix Sky Harbor (PHX), dan beberapa di Kentucky, Mississippi, dan Hawaii.
KillNet menyebar domain situs bandara tersebut melalui saluran Telegram, tempat anggota dan sukarelawan kelompok hacker berkumpul untuk mendapatkan target baru.
Para hacker menggunakan perangkat lunak khusus untuk menghasilkan permintaan palsu dan lalu lintas sampah yang diarahkan ke situs yang jadi target.
Baca Juga: Kemenkeu AS dan Israel Berkolaborasi Melawan Ransomware: SDM Diperkuat, Gugus Tugas Dibentuk
Akibatnya, sumber daya sistem yang diserang menjadi tidak tersedia untuk penumpang atau pengakses, malah terjadi banyak permintaan sampah.
KillNet sebelumnya menargetkan negara-negara yang berpihak pada Ukraina seperti Rumania dan Italia hingga Norwegia dan Lithuania.
Ketika perang di Ukraina telah memasuki fase baru, hacker peretas pro-Rusia mencoba untuk meningkatkan serangan cyber pembalasan terhadap organisasi penting di dunia barat.
AS, sebagai pemimpin de-facto NATO, merupakan saingan militer utama Rusia. Selama ini AS memasok Ukraina dengan intelijen dan peralatan perang sejak awal konflik Rusia vs Ukraina meletus.
Serangan DDoS oleh hacker pro Rusia awalnya difokuskan pada target-target Uni Eropa. Pekan lalu mereka menyerang situs web pemerintah Colorado, Kentucky, dan Mississippi. ***