Bandara Internasional Hartsfield-Jackson Atlanta (ATL) dan Bandara Internasional Los Angeles (LAX), misalnya, terkadang offline atau sangat lambat untuk merespons.
Kemudian Bandara Internasional Chicago O'Hare (ORD), Bandara Internasional Orlando (MCO), Bandara Internasional Denver (DIA), Bandara Internasional Phoenix Sky Harbor (PHX), dan beberapa di Kentucky, Mississippi, dan Hawaii.
KillNet menyebar domain situs bandara tersebut melalui saluran Telegram, tempat anggota dan sukarelawan kelompok hacker berkumpul untuk mendapatkan target baru.
Para hacker menggunakan perangkat lunak khusus untuk menghasilkan permintaan palsu dan lalu lintas sampah yang diarahkan ke situs yang jadi target.
Baca Juga: Kemenkeu AS dan Israel Berkolaborasi Melawan Ransomware: SDM Diperkuat, Gugus Tugas Dibentuk
Akibatnya, sumber daya sistem yang diserang menjadi tidak tersedia untuk penumpang atau pengakses, malah terjadi banyak permintaan sampah.
KillNet sebelumnya menargetkan negara-negara yang berpihak pada Ukraina seperti Rumania dan Italia hingga Norwegia dan Lithuania.
Ketika perang di Ukraina telah memasuki fase baru, hacker peretas pro-Rusia mencoba untuk meningkatkan serangan cyber pembalasan terhadap organisasi penting di dunia barat.
AS, sebagai pemimpin de-facto NATO, merupakan saingan militer utama Rusia. Selama ini AS memasok Ukraina dengan intelijen dan peralatan perang sejak awal konflik Rusia vs Ukraina meletus.