Anda harus memiliki kemampuan dan modal yang cukup untuk mengeksplorasi dan mengolah minyak bumi tersebut sampai menjadi komoditas yang berharga.
Demikian juga dengan komoditas yang namanya data. Di tangan orang awam, database ratusan juta kredensial LinkedIn yang bocor akan menjadi beban.
Tetapi di tangan scammer yang cerdas, ia bisa menjadikan database kredensial yang bocor tersebut menjadi uang dengan membuat kampanye scam yang cerdas.
Berikut ini penjelasan mengenai data sebagai komoditas berdasarkan informasi dari Vaksincom, sebuah perusahaan IT yang telah melindungi pengguna komputer Indonesia sejak tahun 2000 dari ancaman malware, virus, rootkit hingga Ransomware.
Baca Juga: Bocoran Akhir Kisah Open BO Wulan Guritno Pekan Depan, Shafa Ngamuk Tahu Mamanya Jadi PSK
Dengan mengirimkan scam pada seratus juta pengguna LinkedIn, dengan asumsi hanya 10% yang mengakses situs porno, maka ada 10 juta penerima email yang terkejut.
Kemudian dari 10 juta tersebut dengan asumsi hanya 1% yang termakan oleh scam ini dan mengirimkan uang ke akun pemeras, maka ada 100.000 kiriman uang masing-masing sebesar US $5.000 ke akun bitcoin tersebut.
Demikianlah gambaran data yang di tangan orang awam menjadi beban, tetapi akan menjadi emas di tangan orang yang bisa mengolah data baik.
Malah secara teknis, barrier of entry alias kesempatan bagi setiap orang untuk menjadikan data sebagai komoditas yang berharga ini jauh lebih rendah daripada mengolah sumber daya alam seperti bahan tambang atau minyak bumi yang lebih padat modal dan resiko kegagalan yang sangat tinggi dan hanya dapat dilakukan oleh segelintir elit.