Sekali lagi, internet dan dunia IT memberikan keadilan bagi seluruh pengaksesnya dan memberikan kesempatan yang sama bagi siapa saja di seluruh dunia untuk berkembang tanpa memandang latar belakang, negara berkembang atau negara miskin.
Semua mendapatkan kesempatan yang sama mengolah dan memanfaatkan data.
Mengamankan aset digital
Namun, selalu ada dua sisi mata pedang yang harus disadari. Di satu sisi semua memiliki kesempatan yang sama memanfaatkan data yang bisa didapatkan dan menjelma menjadi komoditas yang paling berharga di muka bumi.
Dan bentuk komoditas yang paling berharga tersebut melekat di setiap individu. Jika tidak dijaga dengan baik akan menjadi sasaran eksploitasi dan individu pemilik data akan mengalami kerugian atas eksploitasi data tersebut.
Baca Juga: Gangguan Cyber Infrastruktur Bawaslu Merata di Indonesia, Beberapa Wilayah Butuh Perhatian Khusus
Salah satu bentuk data berharga yang harus dijaga dan kerap kurang disadari oleh pemiliknya adalah akun dan kredensial untuk mengakses layanan digital baik itu aplikasi seperti layanan email, media sosial, layanan jasa dan terutama layanan finansial yang perlahan tapi pasti memanfaatkan kanal digital untuk memberikan layanan lebih cepat, mudah, murah dan tersedia setiap saat seperti internet banking atau mobile banking.
Dana pengusaha raib Rp3,4 milyar
Satu insiden yang menimbulkan kekhawatiran besar bagi pengguna layanan perbankan digital adalah kasus fraud yang dialami oleh pengusaha Sarawak.
Pengusaha tersebut mengaku menerima telepon selama 14 detik dari penipu yang mengaku dari kurir Pos Laju dan meminta OTP.