Network
JURNAL MEDAN- Pedagang retail kopi Sumatera di Kota Medan memutar otak untuk bisa bertahan ditengah Pandemi Covid-19 yang sampai saat ini masih melanda. Salah satunya adalah Fachriz Tanjung.
Fachriz Tanjung mengatakan, untuk bisa tetap bertahan, dirinya memberikan keringanan kepada pelanggan.
"Kita sebagai penyedia kopi, mengambil skema 'win-win solution'. Jika selama ini mereka dengan model beli putus, nah sekarang kita kasih waktu jeda sesuai waktu yang disepakati," kata Fachriz Tanjung di Medan, seperti dilansir dari Antara, Selasa 26 Januari 2021.
Baca Juga: Hari ini MK Gelar Sidang Perkara 35 Sengketa Pilkada 2020, Termasuk Pilkada Kota Medan?
Fachriz mengaku, akibat pandemi COVID-19 yang melanda Indonesia sejak Maret tahun lalu terjadi penurunan penjualan kopi baik jenis Arabika maupun Robusta sekitar 80 persen dari total satu hingga dua ton per bulan.
Kini penjualan kopi asal Sumatera tersebut secara perlahan mulai bangkit menjadi 40 persen per bulan di tengah penerapan protokol kesehatan dan pembatasan jam operasional maupun pemberlakuan jam malam baik hotel, restoran, dan kafe di Tanah Air.
"Selain bertahan, kita juga melakukan inovasi. Awal tahun ini, kita buka toko kopi Sumatera dari Aceh sampai Lampung. Selain tempat edukasi bagi warga yang hadir langsung ke toko ini, mereka bisa memilih kopi dalam bentuk biji sangrai atau bubuk dengan harga cukup terjangkau minimal pembelian 100 gram atau satu ons," katanya.
Baca Juga: Pakar Equifax: Pandemi Berikutnya Bisa Saja Perang Cyber dan Virus di Dunia Maya
Lebih lanjut, Fachriz mengatakan retail atau pengecer kopi Sumatera diserap oleh pasar domestik yang dikuasai pihaknya mayoritas berasal dari Jawa dengan kopi andalan jenis Arabika Gayo ditanam di daerah dataran tinggi Aceh.
