Allah Ampuni Dosa dan Janjikan Surga Bagi Orang yang Berpuasa Ramadan

18 April 2021, 14:45 WIB
Ilustrasi aktivitas berdoa yang bisa dilakukan saat menjalani puasa Ramadhan. /Pixabay.com/Konevi

JURNAL MEDAN – Hikmah berpuasa Ramadan begitu banyak. Allah Subhanahu wa Ta’ala bukan hanya akan mengampuni segala dosa-dosa kita, tapi lebih dari itu Allah berikan pahala berupa surga.

Seorang sahabat mulia yang bernama Abu Umamah Al-Bahili, ia datang kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, lalu ia bertanya:

أَيُّ الْعَمَلِ أَفْضَلُ ؟

“Amal apa yang paling utama Wahai Rasulullah?”

Baca Juga: PBNU: Video Viral Joseph Paul Zhang Sangat Mungkin Disengaja dan Provokasi, Kita Percayakan Kepada Kepolisian

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

عَلَيْكَ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لاَ عِدْلَ لَهُ

“Hendaklah kamu berpuasa, karena sesungguhnya puasa itu amalan tiada tanding.” (HR. Ahmad, An-Nasa’i)

Iya, ia adalah amalan yang tidak ada tandingannya. Karena puasa membuka segala macam pintu kebaikan kepada seorang hamba.

Dengan dijadikan ia lapar, maka syahwatnya pun berkurang, sementara syahwat itu merupakan sumber manusia jatuh kepada semua dosa. Dengan dijadikan ia lapar, saudaraku, hatinya menjadi bening, akalnya pun menjadi bersih. Sehingga pada waktu itu seorang hamba senantiasa ingin mendekatkan dirinya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan ia pun menjauhi berbagai macam maksiat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Baca Juga: Chord Gitar Lagu Pop Minang Panek di Awak Kayo di Urang - Frans feat Fauzana

Orang yang berpuasa dibukakan kepada dia pintu-pintu kebaikan yang banyak. Oleh karena itu Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ketika bertanya kepada Muadz bin Jabal:

أَلاَ أَدُلُّكَ عَلَى أَبْوَابِ الْخَيْرِ؟

“Maukah aku tunjukkan kamu kepada pintu-pintu kebaikan?”

Kata Muadz bin Jabal: “Mau Wahai Rasulullah.”

Maka Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyebutkan tiga pintu kebaikan, kata Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:

الصَّوْمُ جُنَّةٌ

“Puasa itu adalah bagaikan perisai.”

Baca Juga: Anies Baswedan Mampu yakinkan Sekjen PBB, Syahrial Nasution: Contoh Konkret Demokrasi Talenta Itu, Nyata!

Dalam satu riwayat yang lain:

إِنَّمَا الصِّيَامُ جُنَّةٌ يَسْتَجِنُّ بِهَا الْعَبْدُ مِنَ النَّارِ

“Puasa adalah perisai yang dapat melindungi seorang hamba dari siksa neraka.” (HR. Ahmad).

Kemudian Rasulullah bersabda:

والصَّدّقَةُ تُطْفِئُ الْخَطِيئَةَ كَمَا يُطْفِئُ الْمَاءُ النَّارَ

“Dan sedekah itu bisa mematikan dosa sebagaimana air bisa memadamkan api.”

وَصَلاَةُ الرَّجُلِ فِي جَوْفِ اللَّيْلِ

“Dan shalatnya seseorang di waktu malam.”

Di bulan Ramadan ini apabila kita kumpulkan tiga perkara; di siang hari kita berpuasa, di malam hari kita shalat malam (shalat tarawih), kemudian dibarengi dengan kita banyak bersedekah, berarti tiga pintu kebaikan telah kita miliki.

Baca Juga: Bercumbu dengan Istri dan Muntah Disengaja Batalkah Puasanya?

Subhanallah.. Apabila tiga pintu itu kita telah memiliki, maka semua kebaikan telah terbuka di mata kita.

Karena itu, Ramadan merupakan bulan kebaikan, bulan penuh keberkahan, bulan seorang muslim kembali kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sebagaimana dalam hadits riwayat Tirmidzi, bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

يُنَادِي مُنَادٍ يَا بَاغِيَ الْخَيْرِ أَقْبِلْ وَيَا بَاغِيَ الشَّرِّ أَقْصِرْ

“Di bulan Ramadan akan ada yang menyeru: ‘Wahai yang menginginkan kebaikan, kemarilah. Wahai yang menginginkan keburukan, tahanlah.”

Karena itu, kita harus tetap bersyukur kepada Allah, kita memuji Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah mensyariatkan puasa Ramadan sebulan penuh lamanya.

Baca Juga: Pep Guardiola: Jangan Sebut Kami Tak Serius di Piala FA

Sungguh, kebaikan yang kita lihat merupakan kebaikan yang kita timbang dengan akhirat kita, bukan dengan beratnya lapar dan dahaganya kita, tapi kebaikan yang Allah berikan bagi orang yang berpuasa berpuluh-puluh bahkan beratus-ratus kali lipat daripada itu.

Subhanallah, Allah memberikan kepada kita syariat yang ringan dibandingkan dengan syariat orang-orang sebelum kita. Kita hanya diyariatkan oleh Allah berpuasa dari semenjak terbit fajar sampai terbenam matahari. Sementara orang-orang sebelum kita diwajibkan berpuasa 24 jam, dari maghrib sampai maghrib kembali.

Semua itu karena Allah menginginkan kemudahan untuk kita, Allah sayang kepada kita umat Islam. Allah berfirman:

يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ

“Allah menginginkan untuk kalian kemudahan, dan Allah tidak menginginkan untuk kalian kesulitan.” (QS. Al-Baqarah : 185)

Baca Juga: Joseph Paul Zhang Diduga Lecehkan Nabi, Haikal Hassan: Jangan Terpancing, Kita Tunggu Sampai Dia Balik

Bahkan dibalik kesulitan yang kita hanya berpuasa di siang hari ini, dibaliknya berbagai macam kemudahan dan kenikmatan yang Allah telah sediakan dan Allah janjikan untuk kita.

Seorang mukmin, ketika sebulan penuh berpuasa, tidak melihat  beratnya puasa, beratnya dahaga, tapi yang kita lihat adalah besarnya pahala yang Allah janjikan, berupa surga, berupa kesenangan yang abadi, berupa kekenyangan di hari kiamat nanti, karena sesungguhnya orang yang paling lapar di hari akhirat adalah orang yang paling banyak kenyangnya di dunia ini.

Seorang mukmin bergembira menjalankan perintah puasa dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Seorang muslim merasa senang dengan adanya syariat bulan Ramadan ini. Karena sesungguhnya itu adalah kebaikan yang Allah inginkan untuk kita.

Agar Allah ampuni dosa kita, agar Allah Subhanahu wa Ta’ala berikan kepada kita pahala berupa surga, belum lagi berupa kesehatan pada badan kita, dan banyak lagi kalau kita hitung-hitung manfaat yang sangat besar dari bulan Ramadhan yang sangat banyak sekali, tidak bisa kita hitung.***

Editor: Arif Rahman

Tags

Terkini

Terpopuler