Tanah Palestina Terus Berkecamuk. Siapakah yang Berhak Atas Al Quds? Orang Islam atau Yahudi?

27 Mei 2021, 17:24 WIB
Baitul Magdis /Tim Jurnal Medan 2

JURNAL MEDAN – Kota Al Quds – salah satu kota yang memiliki histori khusus bagi umat Islam. Di sini Nabi Ya'qub Alaihis salam membangun Masjid Al Aqsha.

Di tempat ini Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengimami shalat bagi para nabi dan rasul sebelumnya, yang menguatkan akan persatuan risalah dan sumber wahyu mereka semua. Ironisnya, Yahudi sebagai pendatang justeru lebih menguasai segalanya.

Allah menyatakan dalam al Qur’an bahwa Baitul Maqdis adalah tempat yang diberkahi. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: سُبْحٰنَ الَّذِيْٓ اَسْرٰى بِعَبْدِهٖ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ الْاَقْصَا الَّذِيْ بٰرَكْنَا حَوْلَهٗ    

Baca Juga: Habib Rizieq Ngamuk ke Bima Arya: Gak Punya Etika dan Sopan Santun, Sakit Saya Dijadikan Panggung Politik

"Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya”. [Al Isra’/17: 1]

Al Quds adalah daerah sekitar Masjidil Aqsha, itu sebabnya diberkahi.

Allah Ta’ala menjadikannya tempat suci dalam firman-Nya melalui lisan Nabi Musa ‘Alaihis salam : يٰقَوْمِ ادْخُلُوا الْاَرْضَ الْمُقَدَّسَةَ الَّتِيْ كَتَبَ اللّٰهُ لَكُمْ  

“Hai kaumku, masuklah ke tanah suci (Palestina) yang telah ditentukan Allah bagimu”.[Al Maidah/5: 21]

Baca Juga: Tagar 15 Tahun Gempa Jogja Populer di Twitter, Berikut Kutipan Masyarakat hingga Pakar

Didalamnya terdapat Masjidil Aqsha, mendirikan shalat di sana sama dengan 250 kali shalat. Dari Abu Dzar Radhiyallahu‘anhu berkata: Ketika kami berada di majelis Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, ada yang bertanya: Mana yang lebih utama Masjid Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam atau Baitul Maqdis?,

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

صَلَاةٌ فِي مَسْجِدِي هَذَا أَفْضَلُ مِنْ أَرْبَعِ صَلَوَاتٍ فِيهِ، وَلَنِعْمَ الْمُصَلَّى، وَلَيُوشِكَنَّ أَنْ يَكُونَ لِلرَّجُلِ مِثْلُ شَطَنِ فَرَسِهِ مِنَ الْأَرْضِ حَيْثُ يَرَى مِنْهُ بَيْتَ الْمَقْدِسِ خَيْرٌ لَهُ مِنَ الدُّنْيَا جَمِيعًا (رواه الحاكم ، 4 / 509 وصححه ووافقه الذهبي والألباني كما في ” السلسلة الصحيحة ” في آخر الكلام على حديث رقم ، 2902 ).

“Mendirikan shalat di masjidku lebih baik dari 4 kali shalat di dalamnya, dan alangkah baiknya orang yang shalat tersebut. Hampir saja seseorang mendapatkan tanah seperti panjangnya tali kekang kudanya dengan melihat Baitul Maqdis: Lebih baik baginya dari pada dunia semuanya”. [HR. al Hakim, 4/509, Dishahihkan dan disetujui oleh Adz Dzahabi dan al Baani dalam “As Silsilah ash Shahihah” diakhir pembahasan hadits nomor: 2902].

Baca Juga: Moeldoko Nongol Pasang Badan, Tak Terima Presiden Jokowi Disalahkan dalam Pemecatan Pegawai KPK

Shalat di Masjid Nabawi sama dengan 1000 kali shalat, dan di Masjidil Aqsha sama dengan 250 kali shalat. Sedangkan hadits yang terkenal bahwa shalat di Masjidil Aqsha sama dengan 500 kali shalat adalah hadits dha’if. [Baca: “Tamamul Minnah” Syeikh al Baani rahimahullah, hal: 292]

  1. Bahwa Si mata satu Dajjal tidak mampu memasuki Baitul Maqdis, berdasarkan hadits:

       وإنه سيظهر على الأرض كلها إلا الحرم وبيت المقدس ) رواه أحمد   

“…Bahwasanya (Dajjal) akan muncul di muka bumi semuanya kecuali di Masjidil Haram dan Baitul Maqdis”. [HR. Ahmad 19775, dan dishahikan oleh Ibnu Khuzaimah: 2/327 dan Ibnu Hibban: 7/102]

  1. Dajjal terbunuh didekat Baitul Maqdis, dibunuh oleh Nabi Isa bin Maryam Alaihis salam, sebagaimana yang disebutkan dalam hadits:

 يقتُلُ ابنُ مَريمَ الدَّجَّالَ ببابِ لُدٍّ ) رواه مسلم ( 2937 ) من حديث النواس بن سمعان

“Ibnu Maryam akan membunuh Dajjal di pintu “Ludd”. [HR. Muslim 2937 dari hadits an Nuwas bin Sam’an] “Ludd” adalah tempat dekat dengan Baitul Maqdis.

Baca Juga: Lagi, Presiden Jokowi Marah dengan Penyelewengan Dana Covid-19, Apalagi Dikorupsi!

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam diperjalankan malam hari dari Masjidil Haram menuju Masjidil Aqsha, Allah Ta’ala berfirman:

سُبْحٰنَ الَّذِيْٓ اَسْرٰى بِعَبْدِهٖ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ الْاَقْصَا.

“Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha” [al Isra’/17: 1]

Baitul Maqdis adalah qiblat pertama umat Islam, sebagaimana hadits Bara’ Radhiyallahu ‘anhu:  أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَّى إِلَى بَيْتِ الْمَقْدِسِ سِتَّةَ عَشَرَ شَهْرًا أَوْ سَبْعَةَ عَشَرَ شَهْرًا   

“Bahwa Rasulullah –Shallallahu ‘alaihi wa sallam- shalat menghadap ke Baitul Maqdis selama 16 atau 17 bulan”. [HR. Bukhori 41, dan Muslim 525]

Baca Juga: Survei: Mayoritas Suporter Ingin Sergio Ramos, Bale, Marcelo, Hazard, hingga Isco Cabut dari Real Madrid

Di sana tempat turunnya wahyu dan kota para Nabi, hal ini sudah tidak asing lagi. Di ini pula

salah satu dari tiga masjid yang dibolehkan untuk bersengaja pergi kesana (dengan niat ibadah).

 Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu dari Nabi Shallahu ‘laihi wa sallam bersabda: لاَ     تُشَدُّ الرِّحَالُ إِلاَّ إِلَى ثَلاَثَةِ مَسَاجِدَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ، وَمَسْجِدِ الرَّسُولِ صلى الله عليه وسلم وَمَسْجِدِ الأَقْصَى : رواه البخاري 1132 ومسلم 827 من حديث أبي سعيد الخدري بلفظ ” لا تشدوا الرحال إلا

“Tidak boleh bersengaja bepergian kecuali kepada tiga masjid: al Masjidil Haram, dan Masjid Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan Masjidil Aqsha”. [HR. Bukhori 1132, dan Muslim 827, dari hadits Abi Sa’id al Khudri’, dengan redaksi: “Janganlah kalian bersengeja melakukan perjalanan kecuali…”.

Baca Juga: Presiden Diminta Bikin Perppu dan Rombak KPK, Febri Diansyah: Itu Pun Kalau Masih Ada Komitmen

Bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjadi imam shalat para Nabi dalam satu kali shalat yang disebutkan dalam hadits yang panjang: .. فجاءَتِالصَّلاةُ فأمَمْتُهم. : رواه مسلم ( 172 ) من حديث أبي هريرة “….

Dan ketika masuk waktu shalat, maka saya (Rasulullah) menjadi imam”. [HR Muslim 172 dari Hadits Abu Hurairang]

Tidak boleh melakukan safar ke daerah tertentu dengan tujuan ibadah, kecuali pada tiga masjid tercebut.

Ketika diketahui bahwa Nabi Ya’qub ‘alaihis salam yang membangun Masjidil Aqsha, hal tersebut tidak menandakan orang-orang Yahudi yang lebih berhak dengan masjid tersebut dari pada umat Islam; karena Ya’qub seorang yang muwahhid sedangkan mereka adalah kaum yang musyrik.

Baca Juga: Kronologi dan Sejarah Hari Lahir Pancasila 1 Juni. Ternyata Begini Fakta Sebenarnya

Jadi masjid tersebut tidak serta merta menjadi hak orang-orang Yahudi; karena Ya’qub membangun agar orang-orang yang bertauhid bisa mendirikan shalat di sana meskipun bukan termasuk garis keturunan beliau, dan mereka yang musyrik harus dicegah meskipun termasuk garis keturunan beliau; karena dakwah para Nabi bukanlah bersifat garis keturunan, akan tetapi berdasarkan ketaqwaan.

Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menjadi imam shalat bagi para Nabi dan Rasul sebelumnya, yang menguatkan akan persatuan risalah dan sumber wahyu mereka semua”. Ini benar dari sisi asal agama para Nabi dan aqidah mereka; karena para Nabi sumbernya satu. yaitu ; wahyu Allah, aqidah mereka adalah aqidah tauhid, meskipun rincian hukum syari’at masing-masing dari mereka berbeda.

Hal ini dikuatkan oleh sabda Rasulullah –Shallallahu ‘alaihi wa sallam:

أَنَا أَوْلَى النَّاسِ بِعِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ فِى الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ ، وَالأَنْبِيَاءُ إِخْوَةٌ لِعَلاَّتٍ ، أُمَّهَاتُهُمْ شَتَّى ، وَدِينُهُمْ وَاحِدٌ. : رواه البخاري 3259 ومسلم 2365

“Saya adalah orang yang paling berhak dengan Isa bin Maryam di dunia dan akherat, para Nabi (satu sama lain) adalah saudara seayah, ibu mereka banyak, agama mereka satu”. [HR. Bukhori 3259 dan Muslim 2365]

Baca Juga: Kumpulan Link Twibbon serta Contoh Ucapan Selamat Hari Lahir Pancasila 2021, Cocok Dibagikan di Sosial Media

Dan disini kami mengingatkan jangan sampai meyakini bahwa Yahudi, Nasrani dan Islam berasal dari sumber yang sama sekarang; karena orang yahudi telah merubah agama Nabi mereka, bahkan sebenarnya dalam ajaran Nabi mereka seharusnya mereka mengikuti Nabi kita dan tidak mengingkarinya. Kenyataannya sekarang mereka tidak beriman dengan kenabian Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bahkan mereka mengerjakan kesyirikan.

Orang-orang yahudi sebenarnya tidak pernah memiliki kesempatan untuk menduduki al Quds; karena tanah meskipun mereka tinggal di sana sejak lama, namun pada hakekatnya al Quds sudah menjadi milik kaum muslimin:

  1. Karena orang-orang Yahudi mereka tidak beriman dan tidak mau kembali kepada agama kaum mukminin dari Bani Israil yang mengikuti dan menolong Nabi Musa dan Nabi Isa ‘Alaihimas salam.
  2. Kita umat Islam lebih berhak dengan al Quds dari pada mereka, karena tanah (bumi) bukanlah milik mereka yang menghuni pertama kali, akan tetapi miliki mereka yang menegakkan hukum-hukum Allah di atasnya, karena Allah telah menciptakan bumi dan manusia agar mereka beribadah kepada-Nya di atas bumi tersebut, dan menegakkan agama, syari’at dan hukum-hukum-Nya. Allah Ta’ala- berfirman:                                                      

                                                    ا ِنَّ الْاَرْضَ لِلّٰهِ ۗيُوْرِثُهَا مَنْ يَّشَاۤءُ مِنْ عِبَادِهٖۗ وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِيْنَ

Baca Juga: Bocoran Ikatan Cinta 27 Mei 2021: Makam Nindy Kosong, Kandungan Andin Semakin Lemah

“Musa berkata kepada kaumnya: “Mohonlah pertolongan kepada Allah dan bersabarlah; sesungguhnya bumi (ini) kepunyaan Allah; dipusakakan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya dari hamba-hamba-Nya. Dan kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa“. [Al A’raf/7: 128] ***

Editor: Arif Rahman

Tags

Terkini

Terpopuler