Engkau asyik beribadah memikirkan diri sendiri. Sedang di kanan kirimu ada orang sakit, ada orang lapar, ada orang sedang sedih, tidak engkau tengok dan perhatikan. Mereka itu mungkin ibumu, mungkin adikmu, mungkin sahabatmu. Atau mungkin juga cuma saudara seagama denganmu, bahkan mungkin cuma sekadar saudara sesama manusia, dan tetanggamu.
Tapi kenapa engkau tak peduli pada mereka? kenapa?
Bagaimana mungkin engkau dapat menjadi hamba pencinta Allah jika engkau tidak pernah peduli dan mencintai hamba-hamba yang Allah ciptakan?”
Demikian malaikat menyampaikan kepada Abu bin Hasyim, seolah menasehati atas kelalaian yang selama ini dilakukannya. Mendegar itu Abu bin Hasyim seperti? disambar petir di siang hari. Dia tersadar kini jika ibadah manusia tidaklah sekedar kepada Allah semata (hablumminAllah), tetapi juga kepada sesama manusia (hablumminannas), bahkan juga kepada alam.***