Visi Misi Jenderal Andika Perkasa Soal Kemampuan Cyber TNI Diapresiasi, Pakar Sebut SDM Sebagai Aset Utama

6 November 2021, 14:55 WIB
Visi Misi Jenderal Andika Perkasa Soal Kemampuan Cyber TNI Diapresiasi, Pakar Sebut SDM Aset Utama TNI /tangkapan layar YouTube DPR.

JURNAL MEDAN - Pakar keamanan cyber/siber Ardi Sutedja mengapresiasi calon Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa yang salah satunya fokus membahas kemampuan cyber TNI saat fit and proper test di DPR RI, Sabtu, 6 November 2021.

Dalam menjelaskan visi misi-nya, Jenderal Andika Perkasa mengatakan cyber adalah fokus berikutnya yang lebih penting dibandingkan dengan keperluan lain.

"Tampaknya kemampuan cyber TNI menjadi salah satu prioritas," kata Ardi Sutedja kepada wartawan, Sabtu 6 November 2021.

Baca Juga: Sah! Jenderal Andika Perkasa Calon Tunggal Panglima TNI yang Diajukan Presiden Jokowi, Ketua DPR Sebut Cyber

Ardi Sutedja yang merupakan ketua Indonesia Cyber Security Forum (ICSF) mengatakan, membangun kemampuan TNI menuju pasukan yang berkelas dunia tidak bisa dalam waktu yang cepat di dalam era modernisasi siber.

"Karena kunci utamanya bukan memahami technology saja, tapi juga aset utama dari TNI yaitu aset SDM dan kemampuannya," jelas Ardi.

Pembangunan kemampuan TNI dalam rangka Keamanan dan Pertahanan, khususnya di bidang pertahanan siber (Cyber Defense) bukan dimulai pada saat sekarang, tetapi sudah dimulai pada saat digagasnya pembentukan Badan Cyber Nasional (kini menjadi BSSN). 

Menurut Ardi, visi misi yang disampaikan Jenderal Andika Perkasa di dalam rapat fit and proper memperkuat landasan-landasan dan langkah-langkah yang sudah dibangun Panglima TNI sebelumnya.

Baca Juga: Negara Kekurangan SDM Keamanan Siber, Senator AS Usulkan RUU Program Magang hingga Melatih Para Veteran

"Setelah itu yang juga tidak kalah penting adalah memahami fungsi manajerial yang dikenal dengan Fungsi Proses," kata Ardi Sutedja.

Di era pasca digital, kata dia, Panglima TNI tidak cukup hanya bermodalkan anggaran yang besar tanpa dukungan SDM yang mumpuni.

"Harus diingat bahwa Indonesia bukan negara pencipta teknologi kelas tinggi. Kita ini semua hanyalah pengguna yang masih harus belajar banyak dari ketertinggalannya di bidang siber," ujarnya.

Menutup pernyataannya, Ardi berharap Indonesia bisa kembali mengingat tahun 1976 saat bangsa ini sudah sempat tinggal landas memasuki era digital dengan diluncurkannya satelit komersial pertama yaitu Palapa Generasi A.

Baca Juga: Percaya Pada SDM dan Industri Teknologi Eropa, Facebook Siap Rekrut 10 Ribu Pekerja Untuk Proyek Metaverse

"Namun sayangnya kita terlena dan tidak berhasil memanfaatkan kesempatan emas pada saat itu," tutup Ardi. ***

Editor: Arif Rahman

Tags

Terkini

Terpopuler