Momen Bersejarah PSMS Medan Kalahkan Persija di Stadion Teladan Pada 17 Agustus 1955

17 Agustus 2022, 09:50 WIB
PSMS Medan kalahkan Persija di Stadion Teladan pada 17 Agustus 1955 /Official PSMS Medan

JURNAL MEDAN - Di pertengahan tahun 1950-an atau sekitar 1953-1955, PSMS Medan dikenal sebagai tim kuat di Indonesia yang bersaing dengan Persija.

Pada waktu itu PSMS Medan dan Persija adalah dua klub terbaik di Indonesia karena keduanya silih berganti menjadi juara.

Cerita ini disimpan rapi oleh pengamat sepakbola Sumut Indra Efendi Rangkuti yang mengungkapkan laga PSMS vs Persija di tanggal 17 Agustus 1955.

Baca Juga: PSMS Medan Bekap Tiga Naga di Laga Uji Coba, Putu Gede: Tim Ini Masih Adaptasi

Misalnya, Final Kejurnas/Divisi Utama Perserikatan PSSI pada 26 Desember 1954. Laga Persija vs PSMS terpaksa dibubarkan karena ribut di lapangan.

Skuad PSMS ke luar lapangan sebelum laga usai karena protes kepemimpinan wasit Van Yperen yang dianggap berpihak kepada Persija.

Para pemain pun sempat ribut di lapangan karena laga memang sangat panas. Sementara skuad kedua tim mayoritas memperkuat Timnas.

Kedua manajemen tim sebenarnya tidak ada masalah lanjutan dengan keributan tersebut namun gengsi PSMS dan Persija memang sama-sama besar.

Baca Juga: Kisah THE DREAM TEAM PSMS Medan 1969-1970, Diisi Para Pemain Timnas Hingga Berlaga di Liga Champions Asia

Tak puas dengan protes PSMS, Persija kemudian menawarkan untuk mengulangi pertandingan revanche kepada PSMS.

Revanche bukan sekedar pertandingan biasa karena para pemain PSMS dan Persija sebenarnya membutuhkan kebersamaan.

Para pemain menyadari bahwa mereka berbeda saat memakai kostum PSMS maupun Persija, tapi saat berkostum Timnas mereka adalah satu.

Tawaran itu ternyata disambut baik PSMS sehingga disepakati laga PSMS vs Persija berlangsung di Stadion Teladan Medan pada 17 Agustus 1955.

Baca Juga: Biodata Dodi Irawan, Pemain Baru PSMS Medan Untuk Liga 2 2022 Dari Klub Liga 1 Bhayangkara FC

Laga yang digelar tepat 17 Agustus 1955, dibuat untuk memeriahkan Lustrum I PSMS yang diadakan pada Agustus 1955 sekaligus memeriahkan peringatan 10 Tahun Kemerdekaan RI.

Sebelum pertandingan dimulai digelar semacam Guard of Honour untuk menghormati PSMS yang sedang merayakan Lustrumnya.

Laga dipimpin wasit asal Birma (Myanmar) Paul Then. Kapten PSMS Ramlan Yatim dan Kapten Persija Djamiat Dhalhar mendapat kalungan bunga saat memasuki lapangan.

Ramlan dan Djamiat berjalan memasuki stadion diiringi para pemain PSMS dan pemain Persija yang berdiri di sisi kanan dan kiri.

Baca Juga: Sejarah PSMS Medan JUARA Bersama Persija Jakarta Tahun 1975, Trofi Diputuskan Milik Warga Medan dan Jakarta

Keduanya memberi buket bunga kepada seluruh pemain PSMS sebagai simbol persahabatan untuk menghilangkan rasa musuh bebuyutan serta suasana akrab dan hangat.

Tradisi Guard of Honour ini pertama kali dilakukan dalam pertandingan sepakbola Indonesia setelah bangsa Indonesia Merdeka.

Laga dipimpin wasit Paul Then yang berlangsung menarik sejak awal. Aksi para pemain dengan teknik tinggi disertai permainan tempo tinggi.

Beberapa wartawan menilai pertandingan kedua tim ini lebih baik dari Final Kejurnas PSSI 1954.

Baca Juga: Profil Terbaru Arkhan Fikri, Wonderkid Sumut dan Gelandang Timnas U-19 yang Dicuri Arema FC

Ada yang menyebut laga ini terbaik di Indonesia pada masa itu karena dimainkan pada waktu spesial yakni perayaan hari kemerdekaan RI yang ke-10.

Pertandingan diwarnai tackling dan pelanggaran keras, tapi situasi sportif dan fairplay terjaga. Tidak ada emosional para pemain.

Serangan sporadis PSMS Medan dimotori Ramlan Yatim bersama duet striker PSMS Ramli Yatim dan Yusuf Siregar.

Keduanya berhadapan langsung dengan pertahanan Persija yang digalang Kwee Kiat Seek dan Thio Him Tjiang.

Baca Juga: Bukan Bhayangkara FC, Ternyata PSMS Medan Klub Pertama yang Memiliki Ikatan Batin dan Historis dengan Polri

Sebaliknya serangan gencar dari Persija dipimpin Djamiat Dhalhar, Tan Liong How, dan Van Den Berg berhasil merepotkan lini pertahanan PSMS.

Lini belakang PSMS yang dihuni M. Rasijd, Buyung Bachrum, dan Cornel Siahaan memang kerepotan menghadapi serangan Persija.

Suasana sportif dan fairplay menular ke penonton. Karena permainan yang atraktif tersebut para penonton berulang kali memberikan aplaus untuk kedua tim.

PSMS akhirnya memenangkan laga dengan skor 6-3. Usai pertandingan pemain dari kedua kubu beserta ofisial berangkulan dengan penuh keakraban.

Baca Juga: PSMS Medan Tembus Semifinal AFC Champions Cup 1970 di Teheran, Klub Thailand dan India Dibikin KO

Tak terlihat lagi rasa permusuhan akibat "Insiden Ikada" 26 Desember 1954.

Para pemain kedua klub juga bergandengan tangan bersama memberi hormat dan apresiasi kepada seluruh penonton.

Penonton membalas dengan tepuk tangan meriah dan aplaus. Rasa musuh bebuyutan berubah menjadi persahabatan.

Inilah salah satu momen indah dan bersejarah dalam sepakbola Indonesia di momen HUT RI ke-10 dari dua tim terbaik Indonesia.

Skuad PSMS Medan

Manan (Gk): M.Rasijd, Buyung Bachrum, Cornel Siahaan, Idris,Ramlan Yatim, Syamsuddin, Anwar Daulay, Ahmad Kadir, Yusuf Siregar dan Ramli Yatim.

Skuad Persija

Davies (Gk): Saelan, Thio Him Tjiang, Van Den Berg, Kwee Kiat Sek, Imaan, Suganda, Wim Piers, Djamiat Dhalhaar, Tan Liong How, dan Hamdani. ***

Editor: Arif Rahman

Tags

Terkini

Terpopuler