Antisipasi Golput Lebih Dini, KPU Analisis Perilaku Pemilih di Pemilu 2024

23 Desember 2022, 18:03 WIB
Gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI /Arif Rahman/Jurnalmedan.com

JURNAL MEDAN - KPU RI melakukan analisis terhadap perilaku golongan putih (golput) agar jumlahnya tidak meningkat di Pemilu 2024 dan Pilkada serentak 2024.

Anggota KPU RI Idham Holik mengatakan sejauh ini pihaknya masih menganalisis alasan kenapa pemilih tidak mau menggunakan hak pilihnya alias golput di Pemilu 2024.

Untuk melihat persoalan ini, Idham berangkat dari beberapa permasalahan.

Baca Juga: Simulasi Pasangan Capres Cawapres Hasil Survei TBRC, Airlangga Hartarto dan Ganjar Pranowo Juara

Misalnya, kata dia, apakah betul pemilih yang tidak menggunakan hak pilihnya karena persoalan faktor teknis, sehingga mereka tidak bisa memberikan hak pilihnya.

"Misalnya begini, ada seorang pelajar yang sekolahnya di luar kabupaten daerahnya, sehingga yang bersangkutan tidak bisa kembali (untuk memilih)," kata Idham kepada wartawan, Jumat, 23 Desember 2022.

Sejauh ini KPU sudah mengatur persoalan tersebut dalam PKPU pemutakhiran daftar pemilih yang nantinya akan disediakan TPU khusus.

Persoalan selanjutnya adalah perilaku pemilih yang tidak mau menggunakan hak pilih karena faktor ketidakpahaman atau faktor literasi.

Baca Juga: Laporkan Semua Komisioner KPU RI ke DKPP, Farhat Abbas dan GMPG Lampirkan Sejumlah Bukti

Untuk hal ini KPU melakukan sosialisasi dan edukasi sehingga pemilih memiliki pengetahuan hingga menimbulkan kesadaran elektoral.

Bahwa pemilih harus memahami bahwa suara mereka sangat bernilai dan diharapkan dapat menggunakan hak pilihnya pada hari pemungutan suara.

Sebagai informasi, pada Pemilu Legislatif 2014 jumlah golput mencapai 24,89 persen, sedangkan pada Pemilu Legislatif 2019 meningkat menjadi 29,68 persen.

Sebaliknya, persentase golput pada Pilpres 2014 sebesar 30,42 persen dan Pilpres 2019 turun menjadi 19,24 persen.

Baca Juga: Ada Bukti Video dan BA, 10 Anggota KPU Dilaporkan ke DKPP, Dugaan Manipulasi Data Verfak Parpol Peserta Pemilu

Salah satu fokus perhatian terhadap perilaku golput adalah bagaimana mengajak pemilih pemula tidak abai sehingga mereka peduli untuk menjatuhkan pilihannya di bilik suara pada hari H.

Berbagai kajian menunjukkan generasi milenial dan generasi Z diprediksi menjadi kelompok pemilih dengan proporsi terbesar di pemilu 2024.

Pemilih muda atau pemilih milenial merupakan pemilih dengan rentang usianya antara 17-37 tahun. Di Pemilu 2024 jumlahnya diprediksi lebih dari 50 persen.

Berdasarkan pengalaman di Pemilu serentak 2019, data KPU menyatakan jumlah pemilih muda sudah mencapai 70 juta - 80 juta jiwa dari 193 juta pemilih.

Baca Juga: KPU RI Luruskan HOAKS Soal Tahapan Pemilu 2024, Buntut Ulah Warganet Sotoy yang Bagikan Undangan Parpol

Dengan demikian, pemilih muda sudah mempunyai kekuatan dan memiliki pengaruh besar terhadap hasil pemilu yang nantinya berpengaruh kepada kemajuan bangsa.

Tapi persoalan lain yang muncul dari potensi tersebut adalah para pemilih muda ini berpotensi atau berpeluang menjadi penyumbang golput dalam Pemilu 2024.***

Editor: Arif Rahman

Tags

Terkini

Terpopuler