CCTV Terbukti Efektif Membantu Penegakan Hukum, Pakar IT: Membatasi Atau Memblokir Yandex Bukan Solusi

13 Januari 2023, 18:07 WIB
Salah satu aksi kriminal yang terekam melalui CCTV /Screenshot

JURNAL MEDAN - Pakar IT Vaksincom Alfons Tanujaya menilai peran CCTV bisa sangat membantu dalam upaya penegakan hukum.

Alfons mengambil contoh kasus pembunuhan anak di Makassar, Sulawesi Selatan, yang terungkap melalui CCTV baru-baru ini.

Tayangan CCTV menjadi bukti pembunuhan keji yang dilakukan dua remaja MF dan AR terhadap bocah berusia 11 tahun. Dengan begini proses penegakan hukum bisa dimulai.

Baca Juga: Pakar IT Sebut Salah Kaprah Analog vs Digital, Ternyata Spektrum Analog Lebih Unggul Dari Digital, Tapi..??

Alasan kedua pelaku melakukan pembunuhan karena ingin menjual organ sang bocah karena tergiur kabar dari situs jual beli organ di situs Yandex.

"Salah satu faktor penting yang berperan dalam identifikasi pelaku adalah adanya rekaman CCTV dan teman korban yang mengetahui kejadian ini," kata Alfons Tanujaya kepada wartawan, Jumat, 13 Januari 2023.

Alfons ingin menekankan bahwa peran teknologi dewasa ini sudah sangat penting dan krusial, khususnya dalam membantu penegakan hukum.

Rekaman CCTV memperlihatkan kedua pelaku saat menculik korban yang kemudian melakukan pembunuhan terhadap bocah 11 tahun tersebut.

Baca Juga: Pakar Tak Kaget Penegakan Hukum Merosot, Era Jokowi Banyak Tragedi Hukum, Kalau Mau Berubah Bikin Gebrakan

"Jadi peran teknologi seperti jaringan CCTV yang handal dan cakupannya luas bisa sangat membantu dalam penegakan hukum," tegasnya.

Sedangkan Yandex menurut Alfons termasuk situs yang bisa memberikan banyak informasi, tapi kontrol informasinya lebih loss dibandingkan situs pencarian lain.

Itu sebabnya untuk mengakses Yandex para pengguna memang perlu menyadari dan berhati-hati dengan konten yang ada di dalamnya.

Yandex NV adalah sebuah perusahaan teknologi multinasional Rusia yang fokus dalam produk dan layanan yang berhubungan dengan Internet.

Baca Juga: HOAKS! Social Spy WhatsApp Diklaim Bisa Menyadap WhatsApp, Pakar Sebut Ini Modus Cari Untung Via Disinformasi

Layanan Yandex termasuk transportasi, pencarian dan layanan informasi, eCommerce, navigasi, aplikasi mobile, dan iklan online.

Yandex menyediakan lebih dari 70 layanan secara total. Perusahaan ini bermarkas di Schiphol, Belanda, melayani pengguna di Rusia dan negara bekas jajahan Uni Soviet.

Namun Alfons mengatakan dengan membatasi akses Yandex tidak semata-mata bisa menjadi alasan pencegahan masalah atau langkah preventif.

Pasalnya, situs atau media sosial lain juga bisa menyediakan informasi serupa seperti Yandex.

Baca Juga: UU PDP Disahkan, Pakar Vaksincom: Kebocoran Data Mungkin Turun, Aksi Peretasan Hacker Tak Akan Berkurang

"Informasi sejenis yang kurang pantas dan berbahaya juga bisa dengan mudah didapatkan dari platform media sosial lain," ujarnya.

Kasus ini sebenarnya membuka mata masyarakat Indonesia, khususnya golongan millenial sekarang yang banyak tidak sabaran dan ingin semuanya SERBA INSTAN tanpa usaha.

"Tanpa kerja keras dan usaha bertahun-tahun bisa kaya, tanpa belajar dan latihan keras bisa pintar," ujarnya.

Ia mencontohkan kasus Dewa Kipas dengan GM Irene, dimana sampai hari ini masih ada saja yang percaya kalau ada orang yang bisa jadi GM Catur tanpa latihan dan usaha yang luar biasa keras, teratur, dan terukur.

Baca Juga: Kemenkeu AS dan Israel Berkolaborasi Melawan Ransomware: SDM Diperkuat, Gugus Tugas Dibentuk

Padahal untuk memiliki kemampuan sekelas Grand Master (GM) harus memiliki IQ yang tinggi dibarengi dengan latihan keras dan konsisten.

"Jadi modal IQ tinggi saja tanpa latihan keras saja tidak cukup untuk menjadi Grand Master," ujarnya.

Dalam menghadapi terpaan media sosial masyarakat juga perlu mendapatkan informasi yang benar bahwa perdagangan organ adalah tindakan melanggar hukum dan melanggar HAM.

Di China pernah ada kasus remaja yang menjual ginjalnya demi mendapatkan iPhone kemudian harus menghabiskan hidupnya seumur hidup di rumah sakit.

Baca Juga: Gedung Putih Undang 32 Negara Bahas Ransomware, Indonesia Tak Diundang, Padahal Penduduk 270 Juta

Organ ginjal remaja tersebut salah satunya rusak dan harus menjalani cuci darah seumur hidup.

"Hanya karena ingin keren dan tidak kalah dengan teman-temannya (menggunakan iPhone)," kata dia.

Sementara itu, para pesohor dan publik figur diharapkan memahami dampak pamer kekayaan yang dilakukan di media sosial.

Meskipun secara hukum ini adalah legal karena menghasilkan pendapatan melalui media sosial dengan pamer kekayaan diperbolehkan.

Baca Juga: CISA Luncurkan Kampanye Baru Melawan Ransomware, Pemerintah dan Sekolah Sasaran Empuk Hacker

"Namun bagi masyarakat yang awam hal ini akan memicu mereka untuk meniru gaya hidup hedonisme dan mencari cara instan," ujarnya.

Dalam skala yang berbeda, budaya serba instan juga tercermin dalam tingginya angka kaum millenial yang terjerat pinjaman online (Pinjol).

Masyarakat harus dididik bijak mengelola keuangannya dan jangan mengandalkan cara yang mudah untuk mencapai tujuannya yang ujung-ujungnya berakhir pada tindakan melanggar hukum atau kriminal.***

Editor: Arif Rahman

Tags

Terkini

Terpopuler