JURNAL MEDAN - Mantan politisi Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean menyampaikan kritik balik kepada pegiat HAM Haris Azhar dan Ahli Hukum Tata Negara Refly Harun.
Sebelumnya, kedua ahli hukum tersebut mengkritik langkah Polri yang menembak mati pelaku teror di Mabes Polri, Zakia Aini (ZA) Rabu, 30 Maret 2021.
Haris Azhar sebelumnya mempertanyakan apakah polisi yang menembak mati terduga teroris di Mabes Polri, tahu atau tidak mengenai tata cara menangani serangan teroris.
Baca Juga: Sah! Stefan Radu Resmi Jadi Legenda Lazio
Baca Juga: Tiga Kesalahan Thomas Tuchel Saat Chelsea Digulung West Brom
Semestinya, menurut Haris Azhar, dalam menangani aksi teror, polisi harusnya menerapkan prinsip Kuba atau hukum Kuba. Dimana aparat penegak hukum melakukan pendekatan humanis dalam melakukan penegakan hukum.
"Kuba Prinsipal. Dalam situasi seperti apa nembaknya boleh ke kaki, dalam situasi seperti apa nembaknya boleh ke dada," ucap Haris Azhar.
"Dalam standar HAM internasional itu ada namanya isu administrasi keadilan, salah satunya soal tata cara penggunaan senjata api oleh penegak hukum," tambahnya.
Baca Juga: Tanpa Tendeng Aling-aling, Syahrial Nasution Bilang Henry Subiakto Pengecut. Ini Gara-garanya!
Baca Juga: Sampdoria Perlihatkan Buruknya Permainan Milan San Siro
Sementara itu, Refly Harus menilai tembakan mati terhadap terduga teroris Zakiah Aini atau ZA di Mabes Polri, bukan langkah yang tepat.
Pasalnya, kata dia, ZA tidak melakukan serangan yang berbahaya. Refly Harun pun heran terkait polisi yang tidak memiliki pilihan lain dalam menindak terduga teroris itu.
“Satu fakta bahwa ada nyawa yang melayang ini bukanlah orang yang ibaratnya bukan melakukan sebuah attack yang sangat berbahaya."
"Apakah tidak ada pilihan bagi pihak kepolisian selain menembak mati?” kata dia seperti dikutip dari kanal YouTube Refly Harun.
Baca Juga: Intip Harga Mobil Klasik Atta Halilintar Saat Hari Pernikahan
Baca Juga: Atta Halilintar - Aurel Hermansyah Resmi Jadi Pasangan Suami Istri
Pernyataan inilah yang dikritik balik oleh Ferdinand. Menurutnya, dalam kasus terorisme, polisi tidak boleh terlambat mengambil tindakan.
"Teroris itu hanya butuh 1 detik untuk menekan tombol dan bom meledak. Jika polisi terlambat ambil tindakan, maka ledakan akan membunuhk org bahkan petugas yang berjaga," ujar Ferdinand dikutip dari akun Twitternya, @FerdinandHaean3.
Karena itulah, dirinya mengatakan argumentasi Haris Azhar dan Refly Harun kurang tepat. Bahkan secara sarkas, Ferdinand mengatakan bahwa Haris Azhar dan Refly Harun sedang pamer kebodohan.
"Jadi kalau ada SJW model Haris Azhar dan Refly Harun yang merasa tindakan Polisi salah, anggap saja mereka lagi pamer kebodohan," tambah Ferdinand.***