Ketua Satgas Minta Daerah Pastikan Karantina Pelaku Perjalanan Pascalebaran

- 20 Mei 2021, 16:51 WIB
Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Letjen TNI Dr. (H.C.) Doni Monardo (Baju putih rompi) disambut Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman (kiri depan) saat tiba di Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis (20/5/2021).
Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Letjen TNI Dr. (H.C.) Doni Monardo (Baju putih rompi) disambut Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman (kiri depan) saat tiba di Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis (20/5/2021). /Tim Jurnal Medan 2


JURNAL MEDAN -- Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sekaligus Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Letnan Jenderal TNI Dr. (H.C) Doni Monardo menyatakan kita semua harus bekerja keras untuk mengurangi jumlah pasien yang dirawat untuk antisipasi lonjakan kasus.

"Salah satunya dengan yang dilakukan adalah mematuhi protokol kesehatan dan melakukan karantina mandiri selama 5x24 jam bagi mereka yang melakukan perjalanan," tegas Doni saaat melakukan kunjungan ke ke Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis (20/5/2021).

Dalam kunjungannya untuk memastikan kesiapan antisipasi lonjakan kasus Covid pasca libur lebaran 1442 Hijriah, Doni mengimbau para perangkat pemerintah setempat apabila terdapat lebih dari lima rumah dalam satu Rukun Tetangga (RT) maka posko Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Skala Mikro (PPKM) di tingkat Kelurahan berinisiatif untuk melakukan micro lockdown.

Baca Juga: Dugaan Korupsi Bansos Rp100 Triliun, Ketua Satgas Covid-19 IDI Hanya Bisa Geleng-geleng Kepala

"Strategi lainnya adalah apabila terdapat 5 rumah dalam satu RT positif Covid-1, maka Posko PPKM mikro di tingkat kelurahan berinisiatif melakukan mikro lockdown," tegas Doni.

Diharapkan dengan melaksanakannya secara disiplin, maka kekhawatiran terhadap angka kenaikan kasus covid 19 bisa dihindari.

Dengan berakhirnya larangan mudik, ujar Doni, terdapat potensi terjadinya kegiatan mudik gelombang kedua. Masih ada sebagian besar warga berpotensi melakukan perjalanan ini.

"Saya mengimbau kepada seluruh daerah untuk memperhitungkan seluruh risiko yang terjadi akibat mobilisasi warga yang besar, khususnya bagi daerah yang memiliki keterbatasan fasilitas kesehatan di daerah masing-masing," paparnya.

Baca Juga: Anggota DPR Tidur Pulas saat Rapat Paripurna, Begini Komentar Lucu dan Kritis Para Netizen

Tidak hanya di RSDC Wisma Atlet saja, katanya, tentunya Satgas sudah berkordinasi secara nasional dengan seluruh pemerintah daerah dan fasilitas kesehatan untuk memastikan bahwa seluruhnya harus siap untuk mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19.

Halaman:

Editor: Arif Rahman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah