Indonesia Darurat Kebocoran Data, Ketum PKB Cak Imin Sentil Kominfo: Belum Canggih!

- 8 September 2022, 17:12 WIB
Foto ilustrasi: KPU tanggapi dugaan kebocoran data pemilih Pemilu
Foto ilustrasi: KPU tanggapi dugaan kebocoran data pemilih Pemilu /Tangkapan layar dari situs breached.to/

Wakil Ketua DPR RI bidang Korkesra ini meminta pemerintah agar lebih serius menangani kasus kebocoran data.

Caranya, kata dia, Indonesia harus mengpgrade teknologi yang lebih canggih agar kasus tersebut tidak terulang.

"Saya kira harusnya kita punya teknologi untuk menangani itu agar tidak ada kebocoran. Saya minta kepda Menteri Kominfo benar-benar mengatisipasi secara teknologi. Sementara masyarakat harus menjaga data pribadinya betul-betul supaya tidak mudah diakses," ujarnya.

Cak Imin menyebut rentetan kebocoran data di Indonesia sebagai situasi darurat yang harus segera ditangani.

Baca Juga: 105 Juta Data Pemilih KPU Diduga Bocor, Pratama Persadha: Perlu Diaudit Agar Tahu Penyebab Kebocorannya

"Ini darurat. Cari pakar-pakar teknologi karena ini harus dihadapi dengan kunci teknologi," tukas Gus Muhaimin.

Sejak awal 2021 hingga saat ini, setidaknya terjadi 11 kasus dugaan kebocoran data, antara lain data BPJS pada Mei 2021, data BRI Life pada Juni 2021, data eHAC pada Juli 2021, sertifikat vaksin Presiden Joko Widodo, data nasabah Bank Jatim, hingga data KPAI.

Terbaru, kebocoran kembali terjadi dan kali ini menimpa 3.000 pegawai negeri sipil (PNS) Indonesia. Kejadian tersebut terjadi berselang beberapa hari dari dugaan kebocoran data registrasi SIM Card.

Agustus 2022, data PLN dan Indihome juga diduga bocor. Terdapat 17 juta data pelanggan PLN yang diduga bocor dan dijual.

Baca Juga: Sipol Disebut Tak Jelas, KPU Paparkan Posisi Alat Bantu dan Manajemen Parpol dalam Pendaftaran Pemilu 2024

Halaman:

Editor: Arif Rahman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x