Tangisan Sang Ibu Pecah, Gendong Balita yang Telah Meninggal Buntut Kerusuhan Kanjuruhan

- 2 Oktober 2022, 12:46 WIB
Menurut regulasi FIFA untuk mengamankan stadion dilarang menggunakan gas air mata. Tetapi itu dilakukan aparat keamanan di Kanjuruhan
Menurut regulasi FIFA untuk mengamankan stadion dilarang menggunakan gas air mata. Tetapi itu dilakukan aparat keamanan di Kanjuruhan /Twitter

JURNAL MEDAN – Cerita pilu dari tangisan sang Ibu yang pecah saat menggendong balitanya yang telah meninggal dunia setelah kerusuhan yang terjadi di Kanjuruhan.

Berakhirnya Laga Persebaya melawan Arema yang tewaskan sampai ratusan jiwa lebih.

Kronologi kejaidan bermula saat selesai pertandingan, dimana ada oknum yang kecewa dengan hasil pertandingan.

Pihak supporter atau fans dari Arema turun ke lapangan mendekati pemain dan melakukan tindakan anarkis.

Baca Juga: Presiden Jokowi Perintahkan Liga 1 Dihentikan Sementara, Minta PSSI Segera Lakukan Dua Hal Ini

Ada kisah sedih dan pilu, tampak seorang ibu yang menagis hebat saat Liga 1 itu berakhir.

Ia menggendong anak yang telah tiada sambil mengatakan “ya Allah anakku meninggal.

Kejadian kurang mengenakkan kembali terjadi, ketika polisi yang bertugas menembakkan gas air mata ke arah penonton.

Hal ini dimaksudkan agar keributan yang terjadi segera berakhir, namun penonton makin panik dan segera keluar dari tribun penonton.

Halaman:

Editor: Ade Kurniawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x