JURNAL MEDAN - Wakil Ketua Umum (Waketum) PKB Jazilul Fawaid mempertanyakan aturan larangan kampanye di kampus yang ternyata membuat anak muda dan kaum milenial apatis hingga buta politik.
Padahal kampus adalah mimbar akademik sekaligus tempat bagi kaum milenial berekspresi, berkumpul, bersosialisasi, berorganisasi, hingga menuntut ilmu pengetahuan.
Sementara salah satu persoalan politik di Indonesia saat ini adalah kaum milenial yang semakin abai dan apatis terhadap dunia politik.
Survei terbaru Indopol menyatakan hanya 1,22 persen kaum Milenial yang merasa menjadi anggota/simpatisan parpol atau dekat dengan politik.
Survei Indopol juga menyajikan fakta bahwa 59,51 persen kaum milenial merasa negara tidak peduli kepada keadaan dan nasib mereka.
"Jadi ternyata setelah saya ikut diskusi-diskusi, tempat (berkumpul) Milenial itu steril dari politik. Yang boleh kampanye malah di tempat nongkrong. Artinya, Milenial makin jauh dari politik," kata Jazilul Fawaid dalam diskusi publik Fraksi PKB MPR RI di Jakarta, Rabu, 9 November 2022.
Jazilul mengaku khawatir jika kaum Milenial dan anak muda ini seperti terus terusir dari diskursus tentang politik. Akibatnya mereka buta politik.
Baca Juga: Cerita Sukses Anak Penarik Becak, Bekerja Sebagai Buruh Pabrik hingga Sukses Jadi Konten Kreator