Sementara iu, Akademisi dan Praktisi Komunikasi, Universitas Multi Media Nusantara Nona Evita menyoroti fenomena buzzer yang muncul di Pemilu 2019.
Hingga saat ini, kata dia, para buzzer ikut memperlebar persoalan disinformasi dan misinformasi.
"Tapi ada plus poinnya, ada good news-nya juga. Apa good news-nya? Menurut data Reuters, Generasi Z ini social native, bukan hanya digital native. Mereka paham cara memverifikasi informasi-informasi yang salah," ujarnya.
Nona Evita mengakui gap utama kaum milenial untuk turut berpartisipasi aktif dalam proses pemilu adalah media sosial, yang sering berisi informasi tidak kredibel.
Baca Juga: Audiensi dengan FISIP UNPAD, KPU Ajak Mahasiswa Jadi Anggota KPPS di Pemilu 2024 Melalui MBKM
Tetapi Gen Z tidak langsung percaya. mereka akan memverifikasinya ke media mainstream
Media sosial yang paling rawan memunculkan disinformasi ataupun misinformasi karena sifatnya satu arah adalah pesan singkat di telepon pintar.
"Di instant messaging apps seperti di WhatsApp itu justru lebih rawan informasi-informasi sumbang," pungkas Nona.***