Jokowi vs Amien Rais, Saling Sindir Dari Tahapan Hingga Partai Ummat Sah Jadi Peserta Pemilu 2024

- 30 Desember 2022, 19:40 WIB
Amien Rais bersama jajaran Partai Ummat saat ditetapkan sebagai parpol peserta Pemilu 2024 di KPU RI, Jakarta Pusat, Jumat, 30 Desember 2022
Amien Rais bersama jajaran Partai Ummat saat ditetapkan sebagai parpol peserta Pemilu 2024 di KPU RI, Jakarta Pusat, Jumat, 30 Desember 2022 /Arif Rahman/Jurnalmedan.com

JURNAL MEDAN - Saling sindir antara Presiden Jokowi dan Ketua Majelis Syuro Partai Ummat Amien Rais terus berlanjut.

Perseteruan Amien Rais dan Jokowi jadi pemberitaan karena awalnya isu yang dilemparkan cukup panas yakni intervensi istana terhadap tahapan Pemilu 2024.

Bermula dari ucapan Amien Rais di kanal YouTube Karni Ilyas Club yang menyindir Jokowi agar tidak berambisi untuk menjabat tiga periode.

Baca Juga: Berkas Belum Lengkap, Masyarakat Peduli Pemilu Resmi Laporkan Farhat Abbas dan Hasnaeni ke Bareskrim Polri

Amien mengatakan jangan ada lagi presiden Indonesia yang turun di tengah jalan sehingga Jokowi sebaiknya menuntaskan jabatan di periode kedua hingga tahun 2024.

"Jadi, jangan ada yang power hungry, power trusty, power addicted dan jangan kesurupan kekuasaan," kata Amien Rais.

Kemudian pada Jumat 30 Desember 2022 Partai Ummat ditetapkan KPU RI sebagai parpol peserta Pemilu 2024.

Partai Ummat sebelumnya sempat dinyatakan tidak lolos karena tidak memenuhi syarat (TMS) di dua provinsi saat menjalani verifikasi faktual.

Baca Juga: Partai Ummat Dinyatakan KPU RI Lolos Sebagai Peserta Pemilu 2024 Dengan Nomor Urut 24

Partai Ummat kemudian menempuh jalur sengketa berupa mediasi yang ditengahi Bawaslu RI.

Setelah mediasi, Bawaslu memutuskan Partai Ummat menjalani verifikasi ulang di NTT dan Sulut hingga akhirnya ditetapkan sebagai peserta Pemilu 2024.

Saat ditetapkan sebagai peserta Pemilu 2024 Amien Rais lagi-lagi memulai psy war dengan orang nomor satu di Indonesia. Mantan Ketua MPR itu pun berpesan kepada Jokowi.

Pesan yang diungkapkan Amien Rais tak jauh beda yakni meminta Jokowi untuk tidak berpikir menunda Pemilu agar masa jabatannya lebih lama sebagai presiden.

Baca Juga: Sistem Terbuka Masih yang Terbaik, Parpol Uring-uringan Sistem Pemilu 2024 Dengan Proporsional Tertutup

"Ini message saya kepada Presiden Jokowi. Mudah-mudahan Pemilu 2024 jangan sampai pernah ditunda atau diundur. Karena tidak ada alasan," ujar Amien Rais.

Pendiri PAN itu mengatakan Jokowi seharusnya bisa menjadi guru bangsa usai purna tugas sebagai presiden.

"Jadi InsyaAllah, kita mendukung, mudah-mudahan Presiden kita yang sekarang ini Pak Jokowi itu tanggal 20 Oktober 2024 itu sudah selesai, purna tugas. InsyaAllah menjadi guru bangsa dan seterusnya," jelas Amien.

Jokowi sebelumnya pernah menanggapi ucapan Amien Rais saat menghadiri Hari Ulang Tahun (HUT) ke-16 Partai Hanura di Jakarta Convention Center, Jakarta, Rabu, 21 Desember 2022.

Baca Juga: Reaksi Ketua Komisi II Usai Mendengar Pernyataan Ketua KPU RI Soal Pemilu 2024 Dengan Proporsional Tertutup

Jokowi mengatakan Pemilu merupakan urusan KPU sebagai lembaga independen. Ia membantah dugaan istana ikut campur dalam tahapan Pemilu 2024.

"Tapi repotnya, ini repotnya urusan lolos dan tidaknya peserta Pemilu 2024, itu kan sebetulnya urusannya KPU, urusannya KPU itu, tapi yang dituduh-tuduh karena tidak lolos langsung tunjuk-tunjuk, itu istana ikut campur, kekuatan besar ikut campur, kekuatan besar intervensi," kata Jokowi.

Sebagai kepala negara Jokowi menyatakan tudingan terhadap istana bisa terus menerus dilakukan.

Misalnya, tudingan istana ikut campur dalam koalisi parpol bisa juga dimainkan nantinya.

Baca Juga: Pemilu 2024 Banyak Aksi Saling Retas Akun Media Sosial, Yuk Belajar Dari Kebobolan Akun Instagram KPU Bali

Ataupun tudingan menggagalkan capres cawapres dengan mengkambinghitamkan pihak Istana juga bisa dimainkan.

"Yang saya takutkan nanti kalau ada yang gagal koalisi. Gagal koalisi nanti yang dituduh nanti istana lagi. Ini istana ini, istana, istana," kata Jokowi.

"Adalagi nanti, mungkin-mungkin, untuk Pilpres, nanti bisa seperti itu lagi. Ada orang atau tokoh yang ingin sekali dapat kendaraan supaya bisa mencalonkan, ternyata tidak bisa. Tuduh lagi presiden ikut-ikutan, istana ikut-ikutan, kekuatan besar ikut-ikutan," ujar Jokowi. ***

Editor: Arif Rahman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x