JURNAL MEDAN - Bawaslu bersama Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) membentuk computer security incident response team (CSIRT) untuk mendukung pengawasan Pemilu 2024.
Jelang Pemilu 2024 Bawaslu akan meningkatkan keamanan siber seluruh satuan kerja melalui pembentukan CSIRT.
Anggota Bawaslu RI Puadi mengatakan CSIRT merupakan tahapan penting yang perlu dilakukan sebagai langkah pencegahan terjadinya pencurian data di lingkungan pengawas pemilu.
Baca Juga: TikTok dan Berbagai Platform Media Sosial Bakal Jadi Saluran Kampanye dan Sosialisasi Menuju Pemilu 2024
Bawaslu, kata dia, bercermin terhadap kasus pencurian data pemilih yang pernah terjadi sebelumnya.
Kejadian pencurian data tersebut telah mencoreng reputasi lembaga Bawaslu sehingga Puadi mengatakan hal itu tidak boleh terulang lagi.
"Kasus pencurian data pemilih pernah terjadi sebelumnya, maka dari itu, apa yang disebut reputasi kelembagaan yang atas nama Bawaslu ini harus dipertaruhkan reputasinya," ujar Puadi dilansir situs Bawaslu RI, Senin, 30 Februari 2023.
Pembentukan CSIRT juga ditujukan agar kerja-kerja Bawaslu sebagai pengawas tidak terkena serangan oleh pihak tidak bertanggungjawab.
Baca Juga: 11 Fakta Erick Thohir Terpilih Sebagai Ketua Umum PSSI 2023-2027
Seperti diketahui dalam penyelenggaraan Pemilu 2024 Bawaslu memiliki data-data penting yang harus dilindungi.
Data penting itu diantaranya data di divisi pencegahan, penanganan pelanggaran, sengketa, dan sebagainya yang membutuhkan keamanan.
"Melindungi dan menjaga keamanan data juga merupakan manifestasi tanggung jawab teman-teman di Bawaslu, baik di tingkat pusat maupun Provinsi dan Kabuapten/Kota," jelasnya.
Dengan adanya upaya menjamin kemanan siber di lingkungan Bawaslu, Puadi berharap kepercayaan publik meningkat secara signifikan terhadap Pemilu 2024.
Puadi yang merupakan Koordinator Divisi Penanganan Pelanggaran dan Data Informasi Bawaslu RI juga telah memerintahkan seluruh jajaran Bawaslu untuk serius dalam menangani keamanan siber.
"Saya berharap nantinya kita tidak sekedar melakukan seremonial untuk launching CSIRT ini, tapi juga memang betul-betul serius," ujar dia.
"Karena (CSIRT) ini bagian dari komitmen Bawaslu agar political will Bawaslu dalam mendukung kebijakan atau sistem manajemen keamanan di lingkungan Bawaslu dalam apa yang disebut sistem pemerintahan berbasis elektronik (SPBE) berjalan dengan baik," ujarnya lagi.
Sementara itu, Koordinator Pengembangan Ekosistem Keamanan Siber dan Sandi Pemerintah Pusat BSSN Sriyanto mengapresiasi langkah cepat yang dilakukan Bawaslu.
Apalagi pembentukan CSIRT dalam rangka menanggapi keamanan siber jelang Pemilu 2024.
"Bawaslu adalah yang pertama dari 31 Lembaga Pemerintahan non Kementerian yang akan meluncurkan pembentukan CSIRT," kata Sriyanto.***